Pendahuluan
Hari ini, 16 Nopember 2010, sebagian umat muslim sudah merayakan Hari Raya Idul Adha 1431 H, walaupun secara resmi Pemerintah RI menetapkan tanggal 17 Nopember 2010 sesuai dengan kalender. Idul Adha adalah Hari Raya Qurban yang didasarkan oleh Pengorbanan Abraham ( Ibrahim) yang dengan penuh ketatatan menuruti perintah Allah untuk mengorbankan anaknya untuk di sembelih sebagai Korban persembahan kepada Allah. Allah ingin menguji ketaatan Abraham ( Ibrahim) sebagai Hamba Allah.
Polemik masalah penetapan tanggal hari raya memang sudah sering terjadi disebabkan oleh metode penetapan yang mungkin berbeda di antara berbagai kelompok muslim.
Namun Polemik terbesar sepanjang sejarah bukanlah masalah waktu, tetapi persoalan siapakah sebenarnya anak Abraham ( Ibrahim ) yang diperintahkan Allah untuk di “Qurban” kan itu ?
Seluruh kitab suci yang berada dalam rumpun tradisi abrahamik mengisahkan peristiwa penyembelihan Ibrahim terhadap puteranya. Karena itu, umat Islam, Kristen, dan kaum Yahudi mengimani bahwa penyembelihan itu bukan mitos yang perlu dijebol, tapi fakta yang harus diimani.
Pandangan Islam
Dalam pandangan Islam ada 2 versi tentang hal ini, ada yang menyebut Ismail, anak Abraham (Ibrahim) dari hasil perkawinannya dengan Hajar (Perjanjian Lama [PL] menyebutnya Hagar), isteri kedua, dan ada pula yang menyatakan Ishak, anak Ibrahim dari hasil perkawinannya dengan Sarah (PL menyebutnya Sarai atau Sara), isteri pertama. Prof Nazaruddin Umar mengutarakan bahwa Alquran tidak tegas menjelaskan apakah Nabi Ismail atau Nabi Ishak, sehingga ada dua pendapat yang berbeda. (Republika, 26 November 2009, "Drama Qurban"). Dalam Kitab suci Alquran (surat Ashshoffat ayat 99-l13) tidak ada penyebutan nama Ismail sebagai anak yang mau dikurbankan.
Pendapat pertama ini dikemukakan oleh sejumlah sahabat Nabi dan tabi’in, seperti Abu Hurairah, Abu Thufail, Amir bin Watsilah, Sa’id ibn al-Musayyab, Yusuf bin Mihran, Rabi’ bin Anas, dan Muhammad ibn Ka’b al-Quradhiy. Pendapat ini konon didasarkan pada sebuah data historis yang menjelaskan bahwa penyembelihan tersebut berlangsung di Mekah (dahulu bernama Bakkah), sehingga yang hendak disembelih tersebut pasti Ismail, karena Ishak sepanjang hidupnya tidak pernah sampai ke sana. Mereka mengajukan bukti tambahan. Tanduk hewan kurban, pengganti Ismail, di gantung di Ka’bah. Sekiranya Ishak yang mau disembelih, maka tanduk itu kiranya tak digantung di Ka’bah, mungkin di tempat lain seperti Baytul Maqdis. Lepas dari argumen yang disodorkannya, secara umum umat muslim lebih banyak percaya kepada pendapat ini. Dalam Kitab suci Alquran (surat Ashshoffat ayat 99-l13) tidak ada penyebutan nama Ismail sebagai anak yang mau dikurbankan, namun merujuk kepada ayat 112 tentang kelahiran Ishak, kelompok ini menafsirkan peristiwa Qurban terjadi sebelum Ishak lahir.
Sementara yang lain berpendapat bahwa anak yang diminta untuk disembelih, tidak lain, adalah Ishak bin Ibrahim. Pendapat ini diikuti oleh sejumlah sahabat dan tabiin. Dari kalangan sahabat tercatat nama-nama seperti Abdullah ibn Abbas, Abdullah bin Mas’ud, Umar bin Khaththab, Jabir, Abdullah bin Umar, dan Ali bin Abi Thalib. Dari kalangan tabi’in yang berpendapat demikian di antaranya, Alqamah, Sya’biy, Mujahid, Sa’id bin Jubair, Ka’ab al-Ahbar, Qatadah, Masruq, Ikrimah, Qasim bin Abi Bazzah, Atha`, Abdurrahman bin Sabith, al-Zuhry, al-Sadiy, Abdullah bin Abi al-Hudzail, dan Malik bin Anas. Pendapat ini bukan hanya didasarkan pada hadits, tapi juga asumsi kesejarahan. Kelompok kedua ini mengakui bahwa tanduk domba yang disembelih itu digantung di Ka’bah, tapi--menurut mereka--itu dibawa Ibrahim dari negeri Kan’an, tempat tingal Ishak. Sayangngnya, sekalipun pendapat kedua ini memiliki argumentasi yang kuat, tetap saja ia kalah populer dengan pendapat pertama.
Jangan-jangan, pendapat yang kedua ini tertolak hanya karena ia didukung atau (malah) merujuk pada Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Lama disebut bahwa Ishak lah yang akan dikurbankan, dan bukan Ismail. Berbeda dengan Perjanjian Lama, Alquran tidak menuturkan dengan tegas tentang siapa yang hendak disembelih Ibrahim tersebut. Dari sinilah kiranya perbedaan pendapat itu bermula. Mungkin ada yang merujuk PL bahwa Ishak lah yang hendak disembelih. Ada yang menyangkal bahwa yang mau disembelih itu Ismail, bukan Ishak. Anehnya, hadits yang menjelaskan hal ini pun cukup beragam. Suatu waktu Nabi menyebut Ismail. Kala yang lain berkata Ishaq.
Pandangan Kristen & Yahudi
Kristen dan Yahudi yang sama-sama meyakini kebenaran Kitab Perjanjian Lama ( Old Testament ), berpandangan bahwa anak Abraham yang dikorbankan adalah Ishak. Hal ini didasarkan kepada Kitab Kejadian 22 : 2, Allah berfirman : “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu”.
Keyakinan itu didasarkan kepada pertimbangan sebagai berikut :
- Dari sisi waktu penulisan, Alquran ditulis sekitar tahun 622 M. sedangkan Perjanjian Lama diambil langsung dari kitab jahudi (TANAKH) yang selesai di kompilasi saat mereka ditawan di Babylon abad ke 4 SM. Tanakh inilah yang terdiri dari Taurat(torah), nevi’im, dan ketuv’im. Cerita mengenai Ibrahim/Abram/Abraham/Avraham terdapat di buku pertama torah. Referensi yang lebih tua tentu lebih akurat (yang masih sama dipegang oleh nasrani di Perjanjian Lama dan tanakh yahudi), isinya bahwa Ishak lah yang dikorbankan.
- Menurut Alkitab, TUHAN menampakkan diri kepada Abraham (Ibrahim) pada waktu berumur 99 tahun. Kita tahu Ismail lahir waktu umur Abraham 86 tahun. Pada waktu itu TUHAN mengadakan perjanjian SUNAT dengan Abraham (Kejadian 17). Tetapi perlu diperhatikan bahwa sebelum perjanjian itu nama Abraham sebelumnya adalah Abram (Kejadian 17: 4) dan isterinya nama sebelumnya adalah Sarai (Kejadian 17: 15). Jadi jika Ismail yang dikurbankan maka nama bapaknya seharusnya Abram. Judul ceritapun seharusnya adalah ABRAM MENYEMBELIH ANAKNYA YANG TUNGGAL.
Seturut dengan itu maka peristiwa seharusnya terjadi sebelum usia Abraham 99 tahun dan masih bernama Abram dan sebelum Ismail berusia 13 Tahun (paling tinggi 12 tahun), itu karena pada waktu itu TUHAN kembali menampakan diri kepada Abraham masih pada usia 99 tahun dimana TUHAN menjanjikan bahwa tahun depan Sara akan mempunyai anak (Kejadian 18: 10). Sehingga tidak logis jika di saat yang sama Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan anaknya (Ismail), Allah juga menjanjikan anak kepada Abraham (Ishak). Yang menjadi pertanyaan adalah jika Ismail yang dikurbankan, untuk apalagi TUHAN menampakkan diri untuk menjanjikan kelahiran seorang anak. Padahal kita tahu sewaktu Abraham benar-benar tidak ada rasa ragu untuk menyembelih anaknya, TUHAN mencegahnya dan karena kepercayaannya itu ia diberkati dengan berkat yang amat sangat besar. Untuk apalagi kelahiran seorang anak kalau setelah peristiwa itu ada janji berkat TUHAN yang tidak terkira bagi Abraham dan itu seharusnya melalui Ismail.
Padahal Ismail telah diberkati TUHAN sebelumnya bahwa ia akan beranak-cucu sangat banyak, 12 orang raja-raja akan lahir untuk dia dan itu benar-benar terjadi karena Ismail mempunyai 12 orang anak. Dengan mengambil perkiraan usia Ismail 12 tahun sebagai anak tunggal, maka ia masih sangat muda sekali karena menurut kitab suci Abraham (Abram) membebankan kayu bakar ke anaknya, apakah ia mampu? Juga anak tersebut berkata-kata cukup bijak kepada ayahnya. Kita tahu bahwa jaman Abraham usia manusia adalah cukup panjang lebih dari 2 kali rata2 usia manusia jaman sekarang. Itulah makanya di jaman Abraham (juga jaman Israel kuno) anak sampai usia 20-an tahun masih disebut budak (anak kecil). Menurut kitab suci, Abraham meninggal pada usia 175 tahun. Jadi usia 12 tahun adalah usia yang amat belia mungkin barangkali setara dengan anak usia 6-7 tahun jaman sekarang.
Seturut dengan itu maka peristiwa seharusnya terjadi sebelum usia Abraham 99 tahun dan masih bernama Abram dan sebelum Ismail berusia 13 Tahun (paling tinggi 12 tahun), itu karena pada waktu itu TUHAN kembali menampakan diri kepada Abraham masih pada usia 99 tahun dimana TUHAN menjanjikan bahwa tahun depan Sara akan mempunyai anak (Kejadian 18: 10). Sehingga tidak logis jika di saat yang sama Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan anaknya (Ismail), Allah juga menjanjikan anak kepada Abraham (Ishak). Yang menjadi pertanyaan adalah jika Ismail yang dikurbankan, untuk apalagi TUHAN menampakkan diri untuk menjanjikan kelahiran seorang anak. Padahal kita tahu sewaktu Abraham benar-benar tidak ada rasa ragu untuk menyembelih anaknya, TUHAN mencegahnya dan karena kepercayaannya itu ia diberkati dengan berkat yang amat sangat besar. Untuk apalagi kelahiran seorang anak kalau setelah peristiwa itu ada janji berkat TUHAN yang tidak terkira bagi Abraham dan itu seharusnya melalui Ismail.
Padahal Ismail telah diberkati TUHAN sebelumnya bahwa ia akan beranak-cucu sangat banyak, 12 orang raja-raja akan lahir untuk dia dan itu benar-benar terjadi karena Ismail mempunyai 12 orang anak. Dengan mengambil perkiraan usia Ismail 12 tahun sebagai anak tunggal, maka ia masih sangat muda sekali karena menurut kitab suci Abraham (Abram) membebankan kayu bakar ke anaknya, apakah ia mampu? Juga anak tersebut berkata-kata cukup bijak kepada ayahnya. Kita tahu bahwa jaman Abraham usia manusia adalah cukup panjang lebih dari 2 kali rata2 usia manusia jaman sekarang. Itulah makanya di jaman Abraham (juga jaman Israel kuno) anak sampai usia 20-an tahun masih disebut budak (anak kecil). Menurut kitab suci, Abraham meninggal pada usia 175 tahun. Jadi usia 12 tahun adalah usia yang amat belia mungkin barangkali setara dengan anak usia 6-7 tahun jaman sekarang.
- Hal-hal lain yang membuat ada keraguan bahwa Ismail yang disembelih adalah karena akan memaksa kita untuk menempatkan peristiwa itu terjadi sebelum adanya SUNAT, sebelum Abraham berganti nama, sebelum Sodom Gomora dihancurkan, sebelum Abraham mengungsi ke tanah filistin di daerah Bersyeba (sebelum ke filistin ia tinggal di daerah selatan Kanaan di antara Betel dan Ai). Padahal menurut kitab suci, peristiwa penyembelihan terjadi di bukit Moria di daerah bersyeba. Itu juga berati bahwa Abraham barangkali belum berpisah dengan keponakannya Loth (Luth).
- Tetapi kalau kita setuju bahwa Ishak yang disembelih maka akan lebih mudah menempatkan peristiwa tersebut sesuai dengan masa atau waktunya. Kejadian 22 tentang peristiwa itu diawali dengan tulisan “Sesudah semuanya itu” (Atau terjemahan lebih lama “Beberapa waktu kemudian” seperti memberi informasi kepada kita bahwa ada satu periode yang cukup lama TUHAN tidak menampakkan diri kepada Abraham. Peristiwa ini kemungkinan sudah mendekati masa Sara meninggal dunia (Sara meninggal pada usia 120 tahun sehingga Ishak berusia 30 tahun karena ia lahir waktu umur Sara 90 tahun) dan sebelum Abraham berusia 130 tahun (mungkin berusia sekitar 120 tahun). Banyak kalangan meragukan kemungkinan masa ini dimana Abraham berusia 120 tahun apakah kuat menyusun kayu bakar dan mengikat anak yang sudah besar. Tetapi hal ini bisa dijelaskan bahwa fisik manusia jaman Abraham apalagi jaman sebelumnya jauh lebih kuat dan lebih panjang umur dibanding dengan jaman sekarang. Apalagi melihat tutup usia beliau yang 175 tahun dan sebelum meninggal, Beliau masih mempunyai isteri ketiga bernama Ketura dan mempunyai keturunan yang kelak mewariskan ahli-ahli kitab tempat Nabi Musa belajar karena mertua Musa dari keturunan ini. Dapat disimpulkan bahwa Abraham masih cukup kuat pada usia di sekitar 120-an tahun tersebut.
Penutup
Polemik tentang ISMAIL atau ISHAK ?, sudah menjadi persoalan besar dalam menemukan kesamaan pandangan khususnya antara Islam & Kristen. Persoalan ini seakan menjadi jurang pemisah yang sangat besar di antara kedua Agama besar itu
Namun kalau kita ingin mengambil sisi positif nya, Perbedaan pasti ada, penafsiran yang berbeda akan satu keyakinan kemungkinan bisa berbeda, itu bisa disebabkan oleh referensi yang berbeda pula. Yang perlu kita lihat adalah bahwa dari peristiwa kurban, seharusnya ada yang bisa menyatukan kita, yaitu bahwa kita (Islam & Kristen) berasal dari satu keturunan yang sama secara rohani yaitu keturunan Abraham (Ibrahim), dan sama-sama meyakini bahwa Ketaatan Abraham (Ibrahim) terhadap Allah ( Tuhan ) telah menjadi berkat bagi kita semua.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1431 H
Sumber : Diambil dari berbagai sumber Islam dan Kristen
1.Ismail atau Ishak yang lebih tua
BalasHapusPerbedaan umur Ismail dan Ishak adalah penentu pertama siapa yang dikorbankan. Karena dari perbedaan umur kedua anak Ibrahim ini kita sudah tau siapa yang lebih dahulu lahir dan siapa yang dikorbankan.
Alasan pertama:
Diakui atau tidak diakui oleh umat Kristen, Ismail nyatanya dilahirkan lebih dulu daripada Ishak. Ternyata Ishak lahir setelah Ismail sudah berumur 14 tahun. Karena saat Ismail lahir umur Ibrahim sudah 86 tahun. Lihat Kejadian 16: 15-16 dibawah ini;
“Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram, dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael. Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.”
2. Ketika Ishak lahir Ibrahim sudah berusia 100 tahun, seperti tercantum dalam Kejadian 21: 5.
“Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya.”
Alasan Kedua: Tentang nama Ismail dan Ishak
3. Ismail artinya: "Tuhan telah Mendengar" adalah nama yang diberikan Tuhan sendiri kepada bayi yang akan dilahirkan Siti Hajar. Lihat Kejadian 16: 10-11;
“Kata malaikat Tuhan itu kepadanya (Hagar): "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." Selanjutnya kata malaikat Tuhan kepadanya (Hagar): "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN TELAH MENDENGAR tentang penindasan atasmu itu."
Apa maksud "penindasan atasmu" di atas? Yaitu penindasan terhadap Hagar oleh Sarai/Sara, yang dalam Islam disebut sebagai Siti Sarah.
(Note: Penyebutan nama Siti terhadap Siti Sarah, Siti Hajar, juga Siti Hawa (Eve) istri Adam, Siti Maryam (Maria) ibunda Yesus, dan nama-nama perempuan mulia lainnya dalam Islam seperti Siti Khadijah, Siti Aisyah, dll, berasal dari kata SAYYIDATI, "Putri", "Perempuan yang Dimuliakan" yang dalam tradisi kolokial/sehari-hari menjadi SITI. Jadi kata "Siti" lebih merupakan predikat, bentuk penghormatan, bukan nama asli seperti belakangan menjadi tradisi orang Jawa, umpamanya, yang menamakan anak perempuan mereka dengan Siti Aisyah, di mana kata Siti sudah melebur menjadi bagian dari nama panjang).
4. Nama Ishak ("Tertawa") pun diberikan Tuhan seperti diungkapkan dalam Kejadian 21: 3
BalasHapus“Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, yang dilahirkan Sara baginya.”
Kenapa "Tertawa" menjadi faktor penting dalam menamakan Ishak? Penjelasannya pada ayat-ayat selanjutnya, kami Kejadian 21: 6
Berkatalah Sara, "Allah telah membuatku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena."
Menurut Sara, melahirkan dalam usia tua adalah kemustahilan, sehingga ketika malaikat menyampaikan bahwa dia akan mengandung dan melahirkan seorang bayi di usia tuanya, maka tertawalah Sarah mendengar kabar gembira itu.
Alasan Ketiga: Apakah Ismail bukan anak (sah) Ibrahim? Hanya Ishak yang sah?
5. Salah satu argumen (sebagian) kalangan Kristen sejak berabad-abad silam yang tak mengakui Ismail sebagai anak Ibrahim, adalah karena Ismael lahir dari rahim Hagar, budak Sarah. Artinya, Ismael bukan anak dari istri resmi, melainkan anak selir, benarkah alasan ini?
Berdasarkan dari ajaran Alkitab, maka pendapat diatas dinyatakan batal. Karena ada beberapa alasan yang lebih akurat, seperti;
5.1. Allah sendiri mengakui Ismael adalah ANAK dari Ibrahim yang DIBERKATI, dan akan dimuliakannya di antara umat manusia sebagai bangsa yang besar. Bacalah dengan seksama Firman Tuhan dalam Kejadian 17: 20
“Tentang Ismael, AKU telah mendengarkan permintaanmu. Ia akan Ku-BEKATI, kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan DUA BELAS RAJA, dan Aku akan membuatnya menjadi BANGSA YANG BESAR.”
Jika orang-orang Yahudi, atau Kristiani yang tetap tak bisa menerima Ismail disebut sebagai anak Ibrahim, maka sesungguhnya yang ditentang adalah bukan Ismail atau keyakinan Islam terhadap Ismail, melainkan PENENTANGAN LANGSUNG TERHADAP ALLAH…!
Silahkan baca kembali kitab Kejadian 17: 20. Apakah setelah membaca Kejadian 17:20 akan tetap bersikap seperti orang-orang yang sudah ditunjukkan kebenaran oleh Tuhan di depan mata mereka, tapi kemudian berbalik memunggungi karena fakta yang disajikan Tuhan tidak sesuai dengan keinginan hawa nafsu yang diembus-embusan Setan?
5.2. Ibrahim MENGAKUI bahwa Ismael adalah anaknya, seperti termaktub dalam Kejadian 17: 23-26 sbb:
“Setelah itu Abraham memanggil Ismael, ANAKNYA, dan semua orang yang lahir di rumahnya, juga semua orang yang dibelinya dengan uang, yakni setiap laki-laki dari isi rumahnya, lalu Ia mengerat kulit khatan mereka pada hari itu juga, seperti yang telah difirmankan Allah kepadanya. Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika dikerat kulit khatannya. Dan Ismael, ANAKNYA, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit khatannya. Pada hari itu juga, Abraham dan Ismael, ANAKNYA, disunat.”
Kita semua tentu masih ingat pada usia Abraham ke berapa saat Ishak lahir? Betul, saat Ibrahim berumur 100 tahun (lihat No. 2). Itu artinya, Ishak lahir setahun setelah peristiwa khatan Ibrahim dan Ismael.
Itu artinya: Ismael pernah SELAMA 13 TAHUN menjadi ANAK TUNGGAL sebelum kelahiran adiknya, Ishak, setahun kemudian.
5.3. Argumen absurd: Anak Ibrahim dan Anak Yakub.
Salah satu argumen paling absurd dan konyol dari mereka yang mengabaikan fakta keras bahwa Ismail adalah anak yang sah dari Ibrahim, adalah karena dengan sengaja mereka MEMICINGKAN MATA terhadap fakta anak-anak Ya'kub anak Ishak anak Ibrahim. Mari kita petakan dengan jelas genealoginya sbb berikut:
A. BANI IBRAHIM (ANAK-ANAK IBRAHIM)
1. Ismail, putra Hagar (hamba sahaya Sara).
2. Ishak, putra Sarah (yang menindas Hagar)
Di sini, Yahudi dan (sebagian) Nasrani berpandangan bahwa anak Ibrahim hanya Ishak, sedangkan Ismail "tidak dihitung". Sekarang kita lihat pembandingnya:
B. BANI ISRAEL (Anak-anak Yakub/Israel).
BalasHapusYakub mempunyai 13 anak dari dua istri (Lea dan Rahel) serta 2 hamba sahaya (Bilha yang budak Rahel dan Zilpa yang budak Lea). Jadi seluruhnya, Yakub memiliki 4 istri yang memiliki jumlah anak sebagai berikut:
- 7 anak dari Lea (Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, dan Dina)
- 2 anak dari Bilha ( Dan dan Naftali).
- 2 anak dari Zilpa (Gad dan Asyer)
- 2 anak dari Rahel (Yusuf dan Benyamin)
Jadi total ada 13 orang anak Israel . Dengan tidak menghitung Dina (anak perempuan) maka yang disebut Bani Israel adalah 12 nama anak-anak di atas (Nanti Musa merupakan keturunan Lewi, sedangkan Yesus merupakan keturunan Yehuda.
Dengan membandingkan struktur dua keluarga itu (Bani Ibrahim dan Bani Israel), pertanyaannya adalah:
MENGAPA JIKA UNTUK ISMAIL YANG ANAK HAGAR (BUDAK SARA) ADA AHLI KITAB YANG TAK MENGHITUNGNYA SEBAGAI ANAK IBRAHIM, SEMENTARA UNTUK ANAK-ANAK BILHA DAN ZILPA, YANG ADALAH BUDAK LEA DAN RAHEL, TETAP DIHITUNG SEBAGAI ANAK-ANAK YA'KUB/ISRAEL?
Padahal beda Ismael dengan beberapa anak Israel sangat jelas, yaitu:
- Ismail adalah orang yang berakhlak BERSIH DAN MULIA, tak ada keterangan buruk tentangnya didalam Alkitab.
- Bandingkan dengan Ruben anak sulung Ya'kub yang meniduri ibu tirinya Bilha, budak Rahel (Kejadian 35: 22) atau Yehuda, anak keempat Ya'kub yang meniduri Tamar, menantunya sendiri, sehingga melahirkan anak kembar Peres dan Zerah ( Kejadian 38: 15-30).
Si kembar Perez dan Zerah itu statusnya bagaimana: ANAK YEHUDA atau CUCU Yehuda, karena Tamar adalah istri dari dua anak lelakinya, Er dan Onan, yang berturut-turut mati (Kejadian 38: 1-10), dan karena itu Yehuda menyiapkan anak lelaki ketiganya yang masih kecil, Syela, sebagai calon suami Tamar sesuai dengan tradisi masyarakat saat itu. Bacalah (Kejadian 38: 11).
Jika dengan anak-anak seperti Ruben dan Yehuda yang berakhlak buruk seperti itu, mereka pun masih dihitung sebagai bani Israel, anak-anak Yakub, sekaligus sebagai cicit Ibrahim/Abraham, maka atas alasan logis apakah Ismail tak bisa dianggap sebagai anak Ibrahim?
Setiap jiwa yang berpikir waras, dan hati yang tunduk menyerahkan diri kepada Allah untuk mencari kebenaran, sudah pasti akan sulit menerapkan STANDAR GANDA dalam melihat problem genealogi kedua keluarga itu.
Dengan seluruh penjelasan saya di atas, yang seluruhnya berasal dari Alkitab sendiri, masihkah umat kristen mau dengan senang hati berada dalam golongan orang-orang yang menolak menerima kebenaran tentang posisi Ismail dan Ishak sebagai sesama anak Ibrahim?
Jika umat kristen sudah bisa melihat hal ini seperti yang dijelaskan Alkitab sendiri (bukan penjelasan turun temurun dari kaum Yahudi, dll, yang membetoni hati mereka dari sinar Ilahi, kalau mereka mau berfikir secara sehat, dan mau mengakui apa yang diungkapkan oleh alkitab mereka bahwa apa yang dikatakan oleh Alkitab adalah benar Ismail yang dikorbankan)
Jadi siapa yang dikorbankan?
BalasHapusMaka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS Ash Shaffat :102)
Pada AlQur’an Surat Ash Shaffat :102, disebutkan bahwa tatkala usia anak yang dilahirkan pertama tersebut, dalam hal ini adalah Ismail sudah mencapai usia yang cukup untuk mengerti, maka Allah mengadakan ujian bagi Ibrahim antara kecintaannya terhadap Allah dan kecintaannya terhadap anak yang selama ini sudah dia nanti-nantikan.
Kisah ini jika kita kembalikan pada kitab Kejadian, sangat bersesuaian, dimana pada usia Ismail yang sudah lebih dari 10 tahun itu, beliau sudah cukup mengerti untuk berpikir dan tengah meranjak menuju kepada fase kedewasaan.
Ibrahim yang mendapatkan perintah dari Allah itu, melakukan dialog tukar pikiran dengan putranya mengenai pengorbanan yang diminta oleh Allah terhadap diri anaknya ini. Lalu bagaimana dengan penuturan Taurat, kita lihat dibawah ini :
Kejadian 22:2
“Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”
Dari sini saja kita sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa Kitab Kejadian 22:2 sudah mengalami distorsi dengan penyebutan anak tunggal itu adalah Ishak (Isaac).
Kejadian 16:16
“Abraham berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.”
Kejadian 21:5
“Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya.”
SEPERTI YANG SUDAH KITA JELASKAN SELISIH USIA ISMAIL DAN ISHAK JIKA DIHITUNG DARI UMUR AYAHNYA: 100 – 86 = 14 TAHUN
Berdasarkan kedua ayat itu, maka anak Ibrahim yang lahir lebih dahulu ialah Ismail; Jika Kejadian 22:2 menerangkan bahwa firman Tuhan kepada Ibrahim untuk mengorbankan “anak tunggal”, jelas pada waktu itu anak Ibrahim baru satu orang. Lalu kemana anak yang satunya lagi ? Padahal kedua anak tersebut masih sama-sama hidup !
Jadi seharusnya ayat yang menerangkan kelahiran Ishaq itu letaknya sesudah ayat pengorbanan. Jadi setelah ayat yang menceritakan pengorbanan barulah diikuti oleh ayat kelahiran Ishak. Inilah yang disebut dengan “tahrif” oleh al-Qur’an, yaitu mengubah letak ayat dari tempatnya yang asli ketempat lain sebagaimana yang disitir oleh QS An Nisa’ ayat 46 :
QS An-Nisa 46
“Diantara orang-orang Yahudi itu, mereka mengubah perkataan dari tempatnya…”
Dengan begitu semakin jelas saja bahwa Taurat memang mengandung tahrif (pengubahan, penambahan, pengurangan dsb), dan jelas pula bahwa kitab yang sudah diubah-ubah itu tidak dapat dikatakan otentik dari Tuhan melainkan merupakan kitab yang terdistorsi oleh ulah tangan-tangan manusia.
Orang Kristen berargumen bahwa penyebutan Ishak sebagai anak tunggal Ibrahim tidak lain karena Ismail terlahir dari budak dan merupakan anak tidak sah….. menurut saya pendapat ini konyol dan tidak beralasan… sebab Kitab Kejadian 16:3 secara jelas menyebutkan bahwa sebelum Hagar melahirkan Ismail, ia telah di nikahi secara sah oleh Ibrahim.
Kejadian 16:3
BalasHapus“Jadi Sarai, isteri Abraham itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, —yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan—,lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya.”
Adapula orang Kristen yang membantah dengan merujuk Kejadian 21:12 bahwa yang dimaksud dengan keturunan Ibrahim adalah yang berasal dari benih Sarah :
“Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak”. (Kejadian 21:12)
Tetapi pernyataan ini tertolak sendiri dengan ayat berikutnya yaitu Kejadian 21:13
Kejadian 21:13
“Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu”
Sehingga yang dimaksud oleh ayat Kejadian 21:13 bukan soal “Ishak adalah anak asli keturunan Ibrahim dan menjadi anak tunggalnya” namun karena masalah warisan Ibrahim sebagaimana isi dari ayat Kejadian 21:9-10
Kejadian 21:9-10
“Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri.. Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.”
Seandainya Kristen berargumentasi bahwa Ismail diusir Ibrahim, atau karena Ibrahim membenci Ismail….. jawaban saya atas pernyataan tersebut adalah “itu adalah kedustaan para pendeta Yahudi yang mengedit Taurat”!…. Ibrahim tidaklah mengusir Hajar (Kejadian 21:11 itu ayat editan Yahudi saja)…. Bahkan sebenarnya hubungan antara Ibrahim, Ismail, dan Ishak sangat erat. Taurat mencatat setelah Ibrahim wafat, anak-anaknya (termasuk Ismail) menguburkan ayahnya bersama-sama. Ini menandakan hubungan keakraban mereka.
Kejadian 25:7-9
“Abraham mencapai umur seratus tujuh puluh lima tahun, lalu ia meninggal…..Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela…..”
Bila memang benar Sarah cemburu dan mengusir mereka, itu adalah masalah lain. Namun yang terpenting adalah Ibrahim, Ismail, dan Ishak saling mencintai satu sama lain. Kita bisa sama-sama melihat hubungan antara Ishak dan Ismail yang sangat akrab, melalui pernikahan antara anak Ishak (Esau bin Ishak) dan anak Ismail (Mahalat bin Ismail dan Basmat bin Ismail).
Kejadian 28: 8-9
“maka Esaupun menyadari, bahwa perempuan Kanaan itu tidak disukai oleh Ishak, ayahnya. Sebab itu ia pergi kepada Ismael dan mengambil Mahalat menjadi isterinya, di samping kedua isterinya yang telah ada. Mahalat adalah anak Ismael anak Abraham, adik Nebayot.”
Kejadian 36:2-3
“Esau mengambil….. Basmat, anak Ismael, adik Nebayot.”
Ishak menginginkan agar keturunannya tidak bercampur dengan darah bangsa lain. Oleh karena itu Esau memperistrikan anak Ismail. Jadi kesimpulannya anak-anak Ismail adalah bangsa Ibrani juga. Ishak tidak akan membiarkan Esau memperisti anak Ismail jika Ishak menganggap anak Ismail adalah bukan Ibrani. Jadi Ibrani bukanlah hanya dialamatkan untuk bangsa Israel saja, melainkan bangsa-bangsa lain yang sedarah dengan Ibrahim.
Anak Remaja atau masih Balita ? Bukti Taurat Hasil Editan Yahudi
BalasHapusUntuk lebih mempertajam analisa saya mengenai kebenaran isi ayat al-Qur’an yang menyebutkan bahwa alkitab itu sudah terdistorsi oleh tangan-tangan jahil manusia, maka pada kesempatan ini sayapun akan memperlihatkan bukti-bukti lain mengenainya yang masih berhubungan erat dengan kasus Ismail dan Ishak ini.
Pengusiran Ismail dan Ibunya, Hajar yang dilakukan oleh Sarah sebagaimana yang dimuat didalam Kitab Kejadian terjadi pada waktu Ishak masih disapih karena ketakutan Sarah akan ikut terjatuhnya warisan ketangan Ismail yang juga merupakan putra dari Ibrahim (Lihat Kejadian 21:8-10).
Kejadian 21:8-10
“Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.”
Silahkan Anda perhatikan, betapa Kejadian 21:8-10 kontradiksi dengan Kejadian 21:14-21
Kejadian 21:14-21
14. Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
15. Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,
16. dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: “Tidak tahan aku melihat anak itu mati.” Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring.
17. Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: “Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring.
18. Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.”
19. Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum.
20. Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.
21. Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.
Kejadian 21:8-10 menceritakan Ismail sudah dewasa (sekitar berumur 16 tahun lebih) dan bermain dengan Ishak yang masih balita, hal ini membuat Sarah marah dan mengusir Ismail.
Keesokan harinya….nah inilah yang aneh…. cerita Kejadian 21:14-21 justru menceritakan hal yang bertentangan dengan ayat yang sebelumnya diceritakan
Kenapa bertentangan ?
BalasHapusKarena dalam Kejadian 21:14-21 digambarkan seolah-olah Ismail masih seorang bayi yang digendong dibahu ibunya, kemudian Ismail yang menurut kitab Kejadian sendiri saat itu sudah berusia 16 tahun. Tentang selisih usia Ismail & Ishak sudah saya bahas di atas yaitu 14 tahun + usia ishak ketika disapih sekitar dua tahun maka usia Ismail ketika itu 16 tahun yang notabene sudah cukup dewasa kembali digambarkan bagai anak kecil yang mesti dibaringkan dibawah semak-semak (Kejadian 21:15) lalu diperintahkan untuk diangkat, digendong (Kejadian 21:18). Kalau Ismail sempat bermain dengan Ishak, berarti usia Ismail sudah 16 tahun, jika keesokan harinya menjadi seorang bayi yg bisa digendong dibahu ibunya lalu dibuang ke semak-semak sungguh cerita yg sangat aneh bin ajaib.
Masa iya sih Hagar harus menggendong seorang anak laki-laki “dewasa” yang berusia 16 tahun, apa tidak terbalik seharusnya Ismail yang menggendong Hagar ?
Kemudian disambung pada Kejadian 21:20 seolah Ismail masih sangat belia sekali sehingga dikatakan “…Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah”.
Jadi dari sini saja sudah kelihatan telah terjadi kerusakan dan manipulasi sejarah dan fakta yang ada pada ayat-ayat Taurat, jelas sudah Taurat adalah kitab suci editan para pendeta Yahudi.
“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya…..” (QS.An-Nisa:46)
Kristener juga sering membantah kalimat “untuk diangkat, digendong… ” yang termuat didalam kitab Kejadian ini adalah dalam bentuk kiasan, jadi disana jangan diartikan secara harfiah, karena maksud yang ada pada ayat itu bahwa nasib hidup dan makan dari Ismail ada dipundak Hagar.
Padahal jika kita mau melihat kedalam konteks ayat-ayat aslinya, akan nyatalah bahwa apa yang dimaksudkan dengan bentuk kiasan tersebut sama sekali tidak menunjukkan seperti itu.
Mari kita kupas :
Kejadian 21:14 (Alkitab terbitan LAI 1974)
BalasHapus“Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
Tidak lupa saya akan mengutip juga beberapa terjemahan ayat diatas didalam beberapa versi alkitab yakni Douay Rheims Bible (DRB), English Standard Version (ESV), dan King James Version (KJV) :
(DRB) So Abraham rose up in the morning, and taking bread and a bottle of water, put it upon her shoulder, and delivered the boy, and sent her away. And she departed, and wandered in the wilderness of Bersabee.
(ESV) So Abraham rose early in the morning and took bread and a skin of water and gave it to Hagar, putting it on her shoulder, along with the child, and sent her away. And she departed and wandered in the wilderness of Beersheba.
(KJV) And Abraham rose up early in the morning, and took bread, and a bottle of water, and gave it unto Hagar, putting it on her shoulder, and the child, and sent her away: and she departed, and wandered in the wilderness of Beersheba.
Jadi menurut Taurat, Ibraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi
Lihat kalimat bahasa Inggris tidak menyebutkan Hagar dan Ismail tetapi hanya menyebutkan kata “…and sent HER away: and SHE departed, and wandered”
Jadi jelas yang diusir dan berjalan disana adalah Hagar sendirian, sebab Ismail ada dalam gendongan Hagar. Mustahil anak berusia 16 tahun digendong!!
Lalu kita lanjutkan pada kalimat berikutnya :
Kejadian 21:15 Alkitab LAI 1974
“Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,”
(DRB) And when the water in the bottle was spent, she cast the boy under one of the trees that were there.
(ESV) When the water in the skin was gone, she put the child under one of the bushes.
(KJV) And the water was spent in the bottle, and she cast the child under one of the shrubs.
Jadi semakin jelas, ketika bekal air didalam kirbat sudah habis, lalu Ismail (yang secara jelas disebut sebagai THE CHILD dan THE BOY) yang digendong itu diturunkan dari tubuhnya dan dibaringkan dibawah pohon.
Apakah masih mau bersikeras dengan mengatakan kalau kata “menggendong atau memikul” THE CHILD disana bukan dalam arti yang sebenarnya ?
BalasHapusLalu kita lihat sendiri pada ayat-ayat berikutnya dimana Hagar akhirnya mendapatkan mata air dan memberi minum kepada anaknya (THE CHILD) yang menangis kehausan lalu anak tersebut dibawah bimbingan Tuhan meranjak dewasa, jadi anak itu pada masa tersebut belumlah dewasa, padahal usianya kala itu sudah hampir 17 tahun.
Lelucon Kejadian pasal 22
Ada 3 poin utama yang harus di perhatikan mengenai lokasi tempat tinggal :
Hajar dan Ismail melewati Bersyeba (kejadian 21:14), kemudian tiba dan berdomisili di Paran (Kejadian 21:21)
Ibrahim sedang berada di Bersyeba (Kejadian 21:33) Sarah dan Ishak berdomisili di Hebron, Sarah wafat di Hebron (kejadian 23:2)
Pada pasal 22,
langsung disebutkan bahwa nabi Ibrahim mendapat perintah untuk menyembelih anak tunggalnya. Artinya Ibrahim masih berada di Bersyeba.
Kejadian pasal 22
1.Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.
BalasHapus2. Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”
3. Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
4. Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
5. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.”
6. Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
7. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?”
8. Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
9. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
10. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
11. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.”
12. Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.”
13. Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
14. Dan Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.”
15. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,
16. kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri—demikianlah firman TUHAN—:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
17. maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
18. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.”
19. Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.
Bila kita simak dengan seksama, maka Kejadian pasal 22 memiliki dua keganjilan yakni :
Kejanggalan pertama
BalasHapusKejadian pasal 22 ini mengisahkan seolah-olah Ishak berada di Bersyeba. Padahal tidak ada anak Ibrahim yang berdomisili di Bersyeba. Ishak dan ibunya justru tinggal di Hebron.
Kejanggalan Kedua
Setelah selesai ritual, pada Kejadaian 22:19 Ibrahim dan Ishak pulang ke Bersyeba. Jadi seolah-olah Sarah berdomisili di Bersyeba. Padahal Taurat mencatat Sarah berdomisili di Hebron hingga wafatnya (Kejadian 23:1-2).
Kesimpulannya :
Seandainya Ishak yang disembelih, seharusnya Kejadian pasal 22 menceritakan kepulangan Ibrahim ke Hebron, tempat tinggal Sarah, untuk membawa Ishak yang hendak dikurbankan. Kemudian setelah acara ritual pengurbanan selesai, mestinya Ibrahim mengembalikan Ishak kepada ibunya di Hebron. BUKAN DI BERSYEBA. Kedengkian pendeta Yahudi mengedit taurat sudah terlalu jelas didepan mata. Pendeta Yahudi mengedit nama tempat Paran (lokasi tempat tinggal Ismail) menjadi nama tempat tinggal Ishak. Namun pendeta Yahudi terburu-buru mengedit Paran menjadi Bersyeba, padahal harusnya Hebron. Serapat-rapatnya menutupi kebenaran akhirnya ketahuan juga, itulah perumpamaan untuk pengedit Taurat.
Allah berfirman :
BalasHapus“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis alkitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” (QS Al Baqarah 79)
“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. ” (QS Al Maa’idah 15)
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS An Nisaa’ 115)
“….. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran” (QS Al Baqarah 269)