Selamat datang di blog sederhana ini, kiranya menjadi berkat bagi kita semua

Kamis, 30 September 2010

Bahan Khotbah Minggu 3 Oktober 2010

Hai Istri tunduklah kepada Suamimu
Hai Suami, Kasihilah Istrimu


Nats : Efesus 5:22-33

5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
5:30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
5:33 Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya


PENDAHULUAN

Pernikahan bukanlah sekedar lembaga perkawinan, apalagi kalau dianggap bahwa munculnya suami-isteri / keluarga hanyalah sekedar bakat naluriah yang terjadi di dunia manusia, sama seperti binatang yang berpasangan hanya untuk prokreasi / punya anak. Kita sering tidak mau mengerti pernikahan dari sudut Pencipta pernikahan itu sendiri dan selama manusia tidak mau taat pada Tuhan, manusia tidak pernah mengerti.

Paulus membukakan satu prinsip yang begitu agung tentang pernikahan, “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga  keduanya itu menjadi satu daging.” (ay.31).

Rabu, 29 September 2010

SATU (lagi) VERSI TAROMBO BATAK


Sebagaimana diketahui bahwa yang disebut “Halak hita “ (Orang batak) adalah salah satu etnis/ suku yang mendiami beberapa kabupaten di Sumatera Utara, yaitu Tapanuli Utara, Selatan dan Tapanuli Tengah, Simalungun, Dairi dan Tanah Karo. Sesuai dengan wilayahnya Batak dibagi atas beberapa sub-etnis al :

Batak Toba ( Kab. Tapanuli Utara, Toba, Humbang dan Samosir )
Batak Simalungun  Kab. Simalungun )
Batak Karo ( Kab. Tanah Karo )
Batak Mandailing / Angkola ( Kab. Tapanuli Selatan, Mandailing Natal )
Batak Dairi ( Kab Pakpak, Dairi )

Berbagai macam marga dapat ditemukan disana, kalau di bagian Utara (Toba) banyak di kenal seperti Nainggolan, Silalahi, Panjaitan, Sihombing, Simamora, dll. Sementara di bagian Selatan (Mandailing Angkola) banyak ditemukan Siregar, Harahap, Nasution mapun Lubis, dan di bagian Tengah (Pesisir) merupakan campuran antara Utara dan Selatan, marga-marga Toba seperti Hutagalung, Lumban Tobing, Panggabean, Situmeang, berbaur dengan Batak Mandailing-Angkola dan Nias juga Minangkabau yang datang merantau dari Sumatera Barat.

Di Tanah Karo ada marga Ginting, Karo-Karo, Peranginangin, Sembiring dan Tarigan yang lebih dikenal dengan Merga Silima. Di Dairi ada marga  Tinambunan, Tumanggor, Maharaja, dll.

Selain berbeda wilayah, setiap sub etnis Batak tersebut juga memiliki Bahasa yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada Bahasa Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak Dairi, bahkan percampuran yang terjadi di tapanuli Tengah menghasilkan bahasa Pesisir yamg dikenal dengan bahasa “baiko”.

Namun jika dirunut silsilah marga-marga tersebut, ternyata berasal dari satu sumber yaitu “Si Raja Batak”. Berikut Silsilahnya :

Jumat, 24 September 2010

KHOTBAH MINGGU 26 SEPTEMBER 2010


HUKUM DAN KEADILAN

Nats     : Yoh 8 : 1-11
8:1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun.
8:2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
8:3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
8:4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.
8:5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
8:6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
8:8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Pendahuluan
Seorang pedagang barang plastik di sebuah pasar yang cukup besar di Jakarta, divonis sepuluh bulan penjara karena dianggap membuat keterangan palsu kepada polisi. Ia dituduh berbohong ketika mengatakan bahwa surat izin pemakaian tempat usaha atas kiosnya di pasar itu hilang. Sayangnya, belum sampai kasus ini dikaji lebih dalam, belum sampai diusut lebih jauh kebenarannya, vonis yang dijatuhkan sudah dijalankan. "Di Indonesia yang diusahakan memang cuma penegakan hukum, bukan keadilan. Hukuman buat orang kecil selalu tegas walau belum adil," begitu komentar seorang pengamat.

Senin, 20 September 2010

PESTA GOTILON & ULANG TAHUN KE 11 HKBP TIGARAKSA


BE. No. 373: “Mangula Hita Jolma”

Mangula hita jolma Manabur boni i,
Alai anggo jadina Di Debata do I
Dilehon las ni ari, Nang nambur udan pe
Tongtong di panumpakNa Marguru sasude
Nasa ulibasa ro sian Debata, I pe Ibana puji ma Huhut haposi da.
Sai sian Debatanta do nasa na adong,
Nang rihit sangkamata, Nang laut,nang tano on.
Tinompa ni hataNa,  Do hau nang bulung i,
Nang nasa parbuena, Nang bungabunga i
Nasa ulibasa ro sian Debata, I pe Ibana puji ma Huhut haposi da.

Minggu 19 September 2010, tepat 11 tahun sudah berdirinya HKBP di Perumahan PWS Tigaraksa Kabupaten Tangerang. Berawal dari kegiatan Ibadah yang dilaksanakan di rumah jemaat, kemudian HKBP Resort Perumnas Tangerang mengakomodasi keberadaan Jemaat tersebut dengan mendirikan Pos Parmingguon di Perumahan PWS Tigaraksa. Pdt. Robert Pandiangan selaku Pendeta Resort HKBP Perumnas Tangerang pada saat itu menempatkan Pdt. SIhar Pandiangan untuk melayani di Tigaraksa. Kemudian tanggal 19 September 1999, HKBP resmi ditetapkan menjadi Persiapan Huria berdasarkan SK Praeses HKBP Distrik Jawa Kalimantan Pdt. STP Siahaan pada saat itu. Tahun 2004, HKBP Tigaraksa pindah dari rumah jemaat dan menempati  gedung baru sebagai tepat beribadah di Ruko Perumahan PWS Tigaraksa Blok AN 33 No. 25-26. (Sekarang telah berubah alamat menjadi Blok AN 33 No. 19&26).
Tanggal 4 Oktober 2009, HKBP Tigaraksa Kota diresmikan menjadi Huria Na Gok oleh Praeses HKBP Distrik XXI Jakarta 3 Pdt. DR. Lukman Panjaitan berdasarkan SK Ephorus HKBP Pdt. DR. Bonar Napitupulu.

Senin, 06 September 2010

TIPS ETIKA BERTENGKAR DALAM RUMAH TANGGA


Hari ini, hari ke-2  saya dan isteri tidak bertegur sapa, setelah Sabtu Malam kami bertengkar untuk hal yang sebenarnya tidak perlu dipertengkarkan. Kegiatan luar rumah  yang menjadi sumber persoalan tidak seharusnya menjadi masalah apabila bisa dikomunikasikan dengan bahasa yang lebih lembut. Tatapi apa boleh buat, pertengkaran sudah terjadi, Sekarang yang tersisa hanya ketidaknyamanan antara kami berdua. Mogok bicara antara sepasang insan yang terikat pernikahan ternyata sangat menyebalkan. Terkadang anak jadi perantara untuk menyampaikan keinginan kita masing-masing.
Dalam situasi ini saya merenung bahwa seharusnya  kita bersyukur kepada Tuhan bahwa hingga hari ini  Dia masih memberi waktu buat kita. Hidup kita akan berakhir, hanya jadwal eksekusi  yang berbeda beda, ada yang minggu lalu, kemarin, tadi pagi, dan saya ? istri saya ? Anda ? Entah kapan, yang jelas waktu yang tersisa sepantasnya dimaksimalkan untuk berbuat kebaikan.
Diantara kebaikan itu adalah membangun sinergi yang baik antar dua kekasih yang diikat erat janji suci, suami daa isteri. Bertengkar adalah fenomena yang sulit dihindari dalam kehidupan berumah tangga, kalau ada seseorang berkata : "Saya tidak pernah bertengkar dengan isteri saya !" Kemungkinannya dua, boleh jadi dia belum beristeri, atau ia tengah berdusta. Memang kadang-kadang saya dengan istri saya sering menikmati saat bertengkar, walaupun memang lebih menikmati saat tidak bertengkar
Bertengkar itu sebenarnya sebuah keadaan diskusi, hanya saja dilakukan dalam situasi emosi tingkat tinggi. Kalau tahu etikanya, dalam bertengkarpun kita bisa mereguk hikmah, betapa tidak, justru dalam pertengkaran, setiap kata yang terucap mengandung muatan perasaan yang sangat dalam, yang men- cuat dengan desakan energi yang tinggi, pesan pesannya terasa kental, lebih mudah dicerna ketimbang basa basi tanpa emosi.
Baiklah, hari ini saya ingin share bagaimana suami istri dalam melangsungkan sebuah pertengkaran,  saya telah jalani pernikahan kami selama 21 tahun, dan berhasil membangun keadaan yang senantiasa lebih asyik daripada sebelum terjadi pertengkaran.
Tulisan ini hanyalah untuk berbagi, karena saya merasa masih gagal melakukannya, jadi mari kita sama-sama merenungkannya.
Ketika kita sepakat untuk  memulai hidup baru, berarti kita harus telah bersedia berbagi masa depan dengan suami/istri, kita harus mulai membicarakan seperti apa suasana rumah tangga ke depan. Salah satu diantaranya adalah tentang apa yang harus dilakukan kala kita bertengkar, sebelumnya kita harus membuat pada sebuah Memorandum of Understanding, bahwa kalau pun harus bertengkar maka harus ada syarat-syarat dan ketentuannya sbb :

Rabu, 01 September 2010

Sermon Epistel Minggu XIV setelah Trinitatis 05 September 2010 :


PERJANJIAN ABRAHAM DAN ABIMELEKH

EPISTEL : KEJADIAN 21 : 22 – 34
KHOTBAH : KIS RASUL 10 : 28 – 34


NATS EPISTEL : KEJADIAN 21 : 22 – 34
21:22 Pada waktu itu Abimelekh, beserta Pikhol, panglima tentaranya, berkata kepada Abraham: "Allah menyertai engkau dalam segala sesuatu yang engkau lakukan.
21:23 Oleh sebab itu, bersumpahlah kepadaku di sini demi Allah, bahwa engkau tidak akan berlaku curang kepadaku, atau kepada anak-anakku, atau kepada cucu cicitku; sesuai dengan persahabatan yang kulakukan kepadamu, demikianlah harus engkau berlaku kepadaku dan kepada negeri yang kautinggali sebagai orang asing."
21:24 Lalu kata Abraham: "Aku bersumpah!"
21:25 Tetapi Abraham menyesali Abimelekh tentang sebuah sumur yang telah dirampas oleh hamba-hamba Abimelekh.
21:26 Jawab Abimelekh: "Aku tidak tahu, siapa yang melakukan hal itu; lagi tidak kauberitahukan kepadaku, dan sampai hari ini belum pula kudengar."
21:27 Lalu Abraham mengambil domba dan lembu dan memberikan semuanya itu kepada Abimelekh, kemudian kedua orang itu mengadakan perjanjian.
21:28 Tetapi Abraham memisahkan tujuh anak domba betina dari domba-domba itu.
21:29 Lalu kata Abimelekh kepada Abraham: "Untuk apakah ketujuh anak domba yang kaupisahkan ini?"
21:30 Jawabnya: "Ketujuh anak domba ini harus kauterima dari tanganku untuk menjadi tanda bukti bagiku, bahwa akulah yang menggali sumur ini."
21:31 Sebab itu orang menyebutkan tempat itu Bersyeba, karena kedua orang itu telah bersumpah di sana.
21:32 Setelah mereka mengadakan perjanjian di Bersyeba, pulanglah Abimelekh beserta Pikhol, panglima tentaranya, ke negeri orang Filistin.
21:33 Lalu Abraham menanam sebatang pohon tamariska di Bersyeba, dan memanggil di sana nama TUHAN, Allah yang kekal.
21:34 Dan masih lama Abraham tinggal sebagai orang asing di negeri orang Filistin.

NATS KHOTBAH : KIS RASUL 10 : 28 – 34
10:28 Ia berkata kepada mereka: "Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir.
10:29 Itulah sebabnya aku tidak berkeberatan ketika aku dipanggil, lalu datang ke mari. Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu memanggil aku."
10:30 Jawab Kornelius: "Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu yang sama seperti sekarang, yaitu jam tiga petang, aku sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba ada seorang berdiri di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan
10:31 dan ia berkata: Kornelius, doamu telah didengarkan Allah dan sedekahmu telah diingatkan di hadapan-Nya.
10:32 Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus; ia sedang menumpang di rumah Simon, seorang penyamak kulit, yang tinggal di tepi laut.
10:33 Karena itu segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir di sini di hadapan Allah untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah kepadamu."
10:34 Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang