Selamat datang di blog sederhana ini, kiranya menjadi berkat bagi kita semua

Jumat, 04 Maret 2011

Khotbah Minggu Estomihi 06 Maret 2011

MARIA & MARTA : 
MELAYANI SESUAI DENGAN KEHENDAK TUHAN 

Lukas 10 : 38 -42
10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Pengantar

Kita mengenal sosok Maria dan Marta dalam Alkitab sebagai orang yang dekat dengan Yesus. Dalam Lukas 7 : 37-38 ada seorang perempuan yang meminyaki Yesus dengan minyak wangi dan membasuk kaki-Nya dan menyekanya dengan rambutnya. Dalam Yoh 11:2 dijelaskan bahwa : “Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya” dan di dalam Yoh 12:3 diperjelas lagi : “Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu
Maria dan Marta adalah saudara Lazarus (seorang yang dibagkitkan Yesus setelah empat hari berada dalam kubur). Mereka tinggal di Betania dimana Yesus pernah dilempari  oleh orang-orang Yahudi. Yoh 11:5 membuktikan kedekatan Yesus dengan mereka, “Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus”.

Penjelasan

Kisah ini terjadi ketika  Yesus dan murid-muridnya singgah di rumah Maria dan Marta di kampung Betania dalam sebuah perjalanan.
Dalam kisah ini disebutkan bahwa sebagai tuan rumah yang baik, Marta “sangat sibuk” melayani Yesus”, sementara kakaknya Maria dengan tenang duduk dekat Tuhan Yesus dan dengan serius  mendengarkan perkataan-Nya”.
Marta yang merasa dibiarkan bekerja sendiri untuk melayani Yesus kemudian “complain” dan berkata : “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."”. Tetapi jawaban Yesus justru membela apa yang dilakukan Maria dan berkata : ”Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Di satu sisi kita melihat bahwa Marta adalah pihak yang benar, coba kita bayangkan jika di rumah kita sedang ada tamu, sementara kita sibuk mempersiapkan jamuan dan menyajikan makanan untuk tamu tersebut, saudara kita yang lain justru asyik duduk tenang di ruang tamu? Mungkin kita akan melakukan hal yang sama dengan Marta (complain). Demikian juga dalam pelayanan, sebagai pelayan di gereja misalnya, kita pun seringkali begitu sibuk melakukan ini dan itu sampai kita kehilangan momen penting dalam ibadah sehingga kita terus mengeluh, mengasihani diri, dan complain terhadap sesama pelayan.
Memang kita bisa membenarkan keluhan Marta jika dilihat secara duniawi, dan Yesus pun mengajar kita untuk melayani, tetapi ketika melayani Tuhan,  yang harus kita ingat adalah bahwa  kita bukan sedang melayani manusia, melainkan Tuhan. Jika kita melayani tanpa hubungan pribadi yang dekat dengan Tuhan, pelayanan akan terasa menjadi menjadi beban. Demikian yang terjadi dengan Marta, walaupun tidak ada salahnya dia  melayani, namun dia keliru karena melupakan satu hal penting yakni bahwa yang sedang dilayani bukan tamu biasa yang datang ke rumahnya tetapi yang sedang dihadapinya adalah Yesus. Dia belum mengenal Yeusu secara utuh walaupun selama ini dia dan Maria telah mengenal Yesus secara dekat.
Sementara itu Maria lebih mengenal Yesus secara rohani daripada Marta. Maria tahu Yesus tidak butuh dilayani secara manusiawi, justru Yesus mengajarkan bahwa Dia datang adalah untuk melayani. Maria dengan tenangnya malah ingin dilayani melalui pengajaran Yesus. Maria melihat ada sesuatu yang lebih penting yang mau dia dapatkan dari kehadiran Yesus lebih daripada sekedar ramah-tamah dan pelayanan yang supersibuk.

Renungan

Dalam kehidupan dan pelayanan gereja kita sehari-hari sikap manakah yang lebih sering kita lakukan? Seperti Maria atau Marta?
Memang sikap seperti Maria dan Martha sama diperlukan diperlukan dalam pelayanan, Gereja membutuhkan orang-orang seperti Marta yg suka “marhobas” seperti bagian konsumsi, dekorasi, Dkumentasi, dll yang sring disebut “seksi repot”. Dan gereja juga membutuhkan orang-orang seperti Maria yang duduk manis dalam ibadah, mendengarkan khotbah, berdoa, dll. Sebab jika semua menjadi sibuk seperti Marta, maka ibadah juga akan sepi, sebaliknya jika semua seperti Maria maka pelayanan akan kacau.
Maria dan Marta adalah sahabat Yesus, yang dilakukan keduanya sama-sama berkenan kepada Yesus. Namun ketika Yesus berkata : “…Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya",  jika kita kaitkan ke dalam pelayanan gereja, yang ingin Yesus katakan adalah bahwa kita semua punya bagian masing-masing dalam pelayanan ini.
Dalam konteks ini kita melihat beberapa kesalahan Marta :
-          Kesalahan pertama Marta adalah ketika dia “complain” atas sikap Maria. Marta  ingin agar Maria melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan, padahal dalam pelayanan kita tidak bisa melakukan hal yang sama sekaligus, semua orang boleh mengambil bagian masing-masing sesuai dengan talenta dan kemampuannya. Kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk mengambil bagian tugas pelayanan yang sama seperti kita, karena setiap orang berbeda. Seperti telah disinggung diatas, ada orang yang talentanya “marhobas” di bagian-bagian praktis, dan ada yang talentanya menjadi pendoa syafaat, pengkhotbah, dll. Semua itu jika dilakukan semata-mata untuk Tuhan, maka Tuhan akan berkenan. Sehingga tidak ada seorangpun yang bisa mengklaim bahwa pelayanannyalah yang benar, yang lain tidak.
-          Kesalahan kedua adalah ketika dia mengandalkan pikirannya sendiri dalam melayani Yesus. Dia mengira bahwa yang dia lakukan adalah yang terbaik dan berkenan di kepada Yesus, dia tidak mengerti apa yang Yesus inginkan,  namun dia melakukan apa yang baik menurut pikirannya sendiri. Kita juga sering demikian, Banyak di antara kita yang melayani Tuhan dengan cara pikir dan kehendak kita sendiri, tidak memhami kehendak Tuhan yang ingin kita lakukan. Kita sering melayani dengan tujuan supaya kelihatan melakukan yang terbaik di mata jemaat, sibuk terlibat dalam pelayanan gereja tetapi lupa bahwa hidup kita masih jauh dari kehendak Tuhan, sehingga kita hanya bisa “complain” melihat sikap orang lain yang mungkin tidak sesibuk kita.

Kesimpulan

Marilah kita arahkan pelayanan kita semata-mata hanya untuk Tuhan, jangan “complain” melihat bagaimana orang lain melayani Tuhan Tetapi fokuskanlah pelayanan kita agar seturut dengan kehendak Tuhan, bukan seturut dengan pikiran kita.
Sikap Maria dan Marta harus kita jadikan cermin dalam kehidupan pelayanan kita. Kita bisa melayani Tuhan dengan apa yang kita miliki, namun intinya adalah agar kita selalu dekat dengan Tuhan. Ada beragam karunia yang Tuhan berikan kepada kita, masing-masing kita jadikan alat untuk melayani Tuhan.
Kita harus bisa membedakan apakah pelayanan kita untuk manusia atau untuk Tuhan?. Melayani Tuhan tidak mengenal rasa capek, bosan, jenuh dan idak “complain”. Melayani Tuhan harus tetap bersemangat dan bergairah, dan melayani Tuhan yang benar adalah mengerti dan memahami kehendak Tuhan sehingga kita mampu memilih bagian pelayanan yang terbaik untuk kita seperti “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.". AMIN !


1 komentar:

HTML