Ep. Roma 5 : 1 – 5
5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Ev. Mat 12 : 38-41
12:38 Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu."
12:39 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
12:40 Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.
12:41 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!
12:42 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!
Penjelasan Epistel
1. Dibenarkan oleh Iman (Ay. 1)
Salah satu pengajaran penting dalam kekristenan adalah konsep bahwa kita dibenarkan oleh iman. Hal itu amat jelas dikatakan dalam Roma 3 : 21-26 bahwa karena semua orang telah berbuat dosa sehingga tidak satu orang pun yang layak untuk dibenarkan, tetapi oleh karena Kasih karunia Allah lewat penebusan darah Kristus, kita menjadi dibenarkan dan diselamatkan. Namun jelas bahwa keselamatan itu bukan hasil usaha kita melainkan hanya pemberian Allah semata, kita dibenarkan oleh Iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Namun itu bukan berarti kita menjadi orang Kristen yang pasif, hanya menunggu pemberian Allah, sebab Yakobus berkata "Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman." (Yak 2:24) dan "demikianlah juga iman tanpa perbuatan adalah mati." (Yab 2:26). Seakan-akan ada pertentangan pemahaman antara Paulus dan Yakobus. Namun jika kita pahami sesuai konteks kedua hal tersebut justru saling melengkapi. Yakobus ingin mengatakan bahwa Iman yang membenarkan itu haruslah iman uang benar, bukan iman yang palsu (kosong). Sebab dalam Yasko. 2:19 dikatakan : “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar”. Dengan kata lain artinya bahwa iman yang benar bukan sekedar percaya, sebab setan pun percaya keberadaan Allah. Jadi jika kita ingin dibenarkan, maka kita harus memiliki iman yang hidup yang ditandai dengan karya dan perbuatan yang sesuai dengan yang kita imani.
2. Bermegah dalam Pengharapan (Ay. 2)
Dalam ay. 2 dikatakan bahwa oleh kasih karunia itu “kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.” Setiap orang Kristen harus memiliki pengharapan. Orang yang tidak memiliki pengharapan dalam hidupnya sama saja dengan orang-orang yang putus asa dan frustasi. Survey membuktikan bahwa manusia bisa hidup 40 hari tanpa makan dan 3 hari tanpa minum, namun orang Kristen tidak dapat hidup sesaat pun tanpa pengharapan.
Namun Pengharapan kita itu bukanlah di dunia ini, itu sebabnya Paulus mengingatkan dalam 1 Kor 15:19 “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.” Banyak orang memiliki pengharapan hanya kepada hal-hal duniawi : harta, kekayaan, pangkat, jabatan, gaji dan pekerjaan yang baik, tanpa kita sadari semuanya itu hanyalah kesementaraan belaka dan sewaktu-waktu bisa hilang dari hadapan kita.
Dalam Roma 12:12 Paulus berkata : “bersukacitalah dalam pengharapan”. Pengharapan kita di dalam Kristus adalah alasan yang pertama kita bisa bersukacita, bahkan di dalam masa-masa sulit sekalipun.
3. Bermegah dalam kesengsaraan (Ay. 3-4)
Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk menghindar dari kesusahan, kesulitan dan kesengsaraan. Namun berbeda dengan Paulus yang malah mengajak kita untuk bermegah dalam kesengsaraan, Mengapa?
Salib Kristus adalah gambaran Kesengsaraan yang dialami oleh Kristus karena kasih karunia. Dan kasih karunia ini sering mengunjungi kita dalam bentuk kesengsaraan. Paulus berkata bahwa kesengsaraan akan menghasilkan ketekunan, dan ketekunan akan menghasilkan tahan uji. Ketika kesengsaraan menghampiri dan menimpa kita, maka sebagai orang percaya tentu saja kita mohon kekuatan kepada Tuhan, bahkan dalam kesengsaraan kita cenderung berdoa lebih sungguh-sungguh. Bermegah dalam kesengsaraan bukan berarti kita bangga terhadap kesusahan yang kita alami, tetapi lewat kesengsaraan itu ada banyak hal positif yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dan pengalaman yang pada akhirnya membuat kita lebih tekun, kuat (tahan uji) dan lebih sungguh berharap kepada Tuhan.
4. Roh kudus dikaruniakan kepada orang yang berpengharapan (Ay. 5)
Bagi orang percaya, kesengsaraan atau penderitaan adalah berakhir pada sukacita, memang pada masa datangnya penderitaan itu adalah sangat menyakitkan, tetapi hendaklah kita beroleh ketekunan untuk menghadapinya, karena dengan ketekunanlah kita beroleh tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Pengharapan adalah suatu kebanggaan; berpengharapan untuk selamat, berpengharapan untuk memperoleh berkat, berpengharapan untuk diselamatkan. Pengharapan kita ada di dalam Kristus, yang sudah menang dari segala penderitaan dan memenangkan kita dari kuasa maut. Ketika Yesus naik ke sorga, Dia menjanjikan akan mengirimkan seorang penghibur yaitu Roh Kudus, dan nats ini menjelaskan kepada kita bahwa Roh Kudus itu akan di karuniakan kepada orang-orang percaya yang berpengharapan kepada Kristus, sehingga lewat penghiburan Roh Kudus dalam hati kita, kita akan senantiasa mampu bersukacita dalam kondisi apapun. Amin !
Penjelasan Evangelium
1. Permintaan ”Tanda” oleh pemuka agama Yahudi
Para pemuka agama Yahudi meminta tanda kepada Yesus. Yang mereka maksudkan adalah tanda mujizat atau perbuatan-perbuatan ajaib sperti yang telah dilakukan Yesus sebelumnya. Sebenarnya hal itu dilakukan adalah untuk mencobai Yesus, sebab tanpa diminta pun Yesus telah banyak melakukan mujizat sebelumnya yaitu : mengubah air tawar menjadi air anggur di kota Kana, menyembuhkan orang yang lumpuh, menahirkan orang kusta, membangkitkan anak muda yang sudah mati dan sedang diusung ke tempat pekuburan di kota Nain, dll. Semua mujizat-mujizat tersebut tak terbantahkan dan sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa dia adalah Mesias. Dalam Luk 11:16 dikatakan “Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia”.
Yesus mengetahui isi hati mereka, sehingga Dia menyebut mereka sebagai “angkatan yang jahat dan tidak setia.” Suatu sebutan yang sangat tidak mengenakkan, namun hal itu dikatakan Yesus karena mengetahui bahwa permintaan mereka tersebut bukan lahir dari hati yang tulus tetapi dengan niat untuk mencobai Yesus. Dengan mengajukan permintaan seperti itu, berarti mereka meragukan mujizat-mujizat yang telah dibuat oleh Yesus sebelumnya. Itu sebabnya Yesus menyebut mereka sebagai angkatan yang jahat dan yang tidak setia. Artinya mereka tidak mempercayai Allah yang benar walaupun Tuhan sudah melakukan begitu banyak mujizat di tengah mereka sejak dari nenek moyang mereka mulai dari membawa mereka keluar dari perbudakan Mesir sampai dengan zaman para hakim-hakim dan nabi-nabi, bahkan mereka masih bisa berpaling dan menyembah berhala, dan pada saat angkatan mereka sekarang pun masih tetap tidak percaya.
2. Tanda Yunus
Yesus tidak melayanipermintaan mereka membuat tanda ajaib. Dalam ay. 39-40 dikatakan : “Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.”
Pernyataan Yesus ini adalah nubuatan tentang apa yang akan Yesus alami, yaitu tinggal di dalam kubur selama tiga hari tiga malam. Yesus menubuatkan kematian dan kebangkitan-Nya sesudah dikuburkan selama tiga hari. Sekaligus ingin mengatakan bahwa jika mereka ingin tanda sebagai bukti bahwa Dialah Mesias dan Juruselamat, akan nyata ketika peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya sebagai penebusan akan dosa manusia.
3. Bercermin kepada orang Niniwe dan Ratu Selatan
Pada ay. 41, Yesus juga berbicara tentang masa penghakiman, dimana Yesus mencontohkan orang Niniwe yang akan bangkit bersama-sama pada saat penghakiman tiba. Orang Niniwe bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus dan melihat mujizat yang terjadi terhadap Yunus yang berada 3 hari 3 malam di dalam perut Ikan.
Pada ay. 42, Yesus mencontohkan Ratu dari Selatan (Ratu Syeba, lih. 1 Raj. 10 : 1-13) yang datang ke Yerusalem karena mendengar hikmat yang dimiliki raja Salomo. Maksudnya adalah bahwa akan tiba waktunya bangsa-bangsa non-Yahudi akan datang kepada Tuhan karena merasa takjub terhadap hikmat yang terkandung di dalam pengajaran Yesus.
Pesan yang ingin disampaikan Yesus kepada pemuka-pemuka agama Yahudi adalah jika penduduk Niniwe mau bertobat karena mujizat Yunus dan ratu Syeba mau datang ke Yerusalem karena hikmat Salomo, maka seharusnya lah pemuka agama Yahudi bercermin kepada hal tersebut dan mau bertobat setelah melihat mujizat yang dilakukan oleh Yesus, serta menerima ajaran Yesus yang penuh hikmat sebagai dan mempercayai bahwa Yesus adalah Mesias dan Juruselamat, sebab mujizat yang dilakukan Yesus jauh lebih besar dari apa yang dialami Yunus dan hikmat pengajaran Yesus jauh lebih besar dari hikmat Salomo.
Dan pada masa penghakiman, kita akan sama-sama dibangkitkan, orang Yahudi dan non-Yahudi akan menerima imbalan dan hukuman sesuai dengan perbuatannya masing-masing.
Penutup/Renungan
Nats ini merupakan kritik terhadap sikap pemuka-pemuka agama Yahudi yang tidak mau percaya tentang keberadaan Yesus sebagai Mesias. Demikian juga merupakan kritik terhadap kita, dimana seringkali kita sudah melihat mujizat Tuhan terjadi dalam kehidupan kita, namun tetap saja kita ragu dan kurang percaya kepadaNya.
Epistle Roma 5 : 1-5 mengajar kita tentang ‘Dibenarkan oleh Iman”. Iman yang benar yaitu Iman terhadap Kristus. Iman yang menghasilkan perbuatan-perbuatan baik sesuai dengan kehendak Kristus. Tanpa iman yang seperti itu kita tidak akan mendapatkan keselamatan. Sama seperti pemuka-pemuka agama Yahudi yang meragukan ke-Mesias-an Kristus, mata iman mereka tidak terbuka melihat mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Yesus, sehingga mereka masih meminta “tanda’ dariNya.
Jangan sampai kita yang hidup sekarang ini juga disebut sebagai “ Angkatan yang jahat dan tidak setia” tetapi mari kita tingkatkan iman kita lewat pertobatan seperti orang Niniwe dan mau mendengar ajaran hikmat lewat firman Tuhan seperti Ratu Syeba yang datang dari jauh untuk mendengar hikmat Salomo. Amin !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
HTML