Prinsip Buah Sulung
Ev. Ul. 26 : 1-9
Pendahuluan
Penting bagi orang percaya untuk mengerti apa itu buah sulung dan memahami prinsip yang mendasari buah sulung serta berkat yang dihasilkan olehnya. Buah sulung bukanlah tuntutan legalistik yang mutlak harus dilakukan seperti sepuluh perintah Allah. Namun ketika buah sulung dilakukan, ada terobosan yang membawa kita ke dalam tingkatan berkat Tuhan yang lebih besar, yang memampukan kita melakukan visi Tuhan yang besar pula.
Prinsip buah sulung terlihat dari pola / pattern / model yang berulang-ulang terjadi di sepanjang Alkitab dari perjanjian lama sampai perjanjian baru. Pola ini menunjukkan cara-Nya bekerja.
Prinsip Buah Sulung di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Beberapa contoh karakter-karakter di Alkitab yang memberikan persembahan buah sulung adalah:
- Habel mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya (Kejadian 4:4).
- Abraham merelakan putra tunggalnya yang sulung, yang amat dikasihinya sebagai korban bakaran bagi Tuhan (Kejadian 22).
- Hana bernazar akan mendedikasikan anak pertamanya kepada Tuhan jika Tuhan membuka kandungannya dan memberikan seorang anak laki-laki kepadanya (1 Samuel 1:10).
- Janda di Sarfat mendahulukan Elia dengan memberikan makanan terakhirnya (1 Raja-raja 17). Janda ini adalah satu-satunya janda di Israel yang bertahan hidup di tengah kelaparan yang hebat yang melanda seluruh negeri (Lukas 4:25-26).
Prinsip Buah Sulung: Menghormati Tuhan Dengan Yang Pertama Dan Terbaik
Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya. Amsal 3:9-10
Prinsip dari buah sulung adalah menghormati Tuhan dengan yang pertama, yang terbaik, yang terbesar.
Di Maleakhi 1:13-14, Tuhan menyatakan bahwa nilai dan besarnya persembahan kita kepada Tuhan menggambarkan seberapa kita mencintai Tuhan dan seberapa kita takut akan Dia. Kepada orang yang intim dan takut akan Dia, Tuhan menyingkapkan jalan-jalan-Nya (Mazmur 25:14). Takut akan Allah yang diekspresikan dengan pemberian yang terbaik, akan membuat kita bertemu dengan kelimpahan dari Tuhan seperti yang dialami Abraham di Kejadian 22:11-18.
Allah Bapa telah melakukan prinsip buah sulung. Ia memberikan yang terbaik, yang paling berharga yaitu Yesus Kristus kepada kita (1 Korintus 15:20). Untuk alasan itulah Yesus turun ke dunia menjadi manusia. Yesus menjadi satu adonan dengan kita.
Prinsip Buah Sulung: Menguduskan Seluruhnya
Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus. Roma 11:16
Ketika Yesus dipersembahkan sebagai Buah Sulung, maka sisa adonan – yaitu kita – dikuduskan Allah. Kita sebagai orang yang dikuduskan mempunyai asal yang sama (Ibrani 2:11), sehingga kita disebut saudara. Luar biasa!!!
Prinsip yang sama bekerja ketika kita memberikan persembahan buah sulung. Seluruh sisa dari yang sulung akan dikuduskan dan dipisahkan bagi Tuhan. Berarti Tuhan akan memperlakukan sisanya sebagai milik-Nya sendiri. Dia akan memelihara, memberkati, menumbuhkan, menambahkan dan memperluas sampai ke kapasitas yang sangat besar, karena Dia adalah Allah yang memberi pertambahan (Mazmur 115:14).
Prinsip Buah Sulung: Melepaskan Caused Blessing
Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya. Amsal 3:9-10
Buah sulung menghasilkan a caused blessing, yaitu berkat melimpah yang kita ciptakan atau inisiasikan sendiri di atas berkat yang Tuhan anugerahkan kepada kita terlepas dari apa yang kita lakukan (default blessing). Berkat akan tinggal kepada kita, menyertai kita sepanjang hidup. Berkat tidak datang dan pergi.
Prinsip Buah Sulung: Berkat 1000 Generasi
Dan yang terbaik dari buah sulung apa pun dan segala persembahan khususmu adalah bagian imam-imam; juga yang terbaik dari tepung jelaimu harus kamu berikan kepada imam supaya rumah-rumahmu mendapat berkat. Yehezkiel 44:30
Dalam bahasa Ibrani, “rumah” berbicara mengenai garis keturunan, bukan bangunan fisik. Daud membuat perjanjian dengan Tuhan, yang disebut sebagai perjanjian kasih setia (sure mercy covenant).
Perjanjian ini membuat Daud dan keturunannya diberkati selamanya, bahkan saat Yehuda berdosa, ia diluputkan dari penghakiman Allah karena perjanjian itu. “Namun demikian, TUHAN tidak mau memusnahkan Yehuda oleh karena Daud, hamba-Nya, sesuai dengan yang dijanjikan-Nya kepada Daud, bahwa Ia hendak memberikan keturunan kepadanya dan kepada anak-anaknya untuk selama-lamanya.” – 2 Raja-Raja 8:19.
Buah sulung membuat keturunan kita dapat mengambil bagian dalam perjanjian kita dengan Allah dan memastikan berkat turun pada mereka, sampai ke seribu generasi.
Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya, firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan. Mazmur 105:8
Ketika Anda dengan penuh iman berani melangkah ke tempat yang lebih dalam dengan menerapkan prinsip buah sulung, Anda akan melihat terobosan-terobosan terjadi di dalam kehidupan Anda. Kesaksian hidup Abraham, Daud, Hana, Hizkia dan banyak karakter lainnya di Alkitab adalah bukti akan kuasa luar biasa yang terdapat di dalam prinsip buah sulung.
Prinsip buah sulung membuat terobosan yang membawa kita naik ke dalam tingkatan berkat Tuhan yang lebih besar untuk visi Tuhan yang besar pula. Jangan berhenti pada tingkatan berkat default blessing, mari masuk ke tingkatan caused blessings.
Sumber : http://www.indrigautama.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
HTML