BERPEGANG KEPADA PERINTAH ALLAH
Ulangan 7 : 6-12
7:6 Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya.
7:7 Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa mana pun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu -- bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa?
7:8 tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir.
7:9 Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan,
7:10 tetapi terhadap diri setiap orang dari mereka yang membenci Dia, Ia melakukan pembalasan dengan membinasakan orang itu. Ia tidak bertangguh terhadap orang yang membenci Dia. Ia langsung mengadakan pembalasan terhadap orang itu.
7:11 Jadi berpeganglah pada perintah, yakni ketetapan dan peraturan yang kusampaikan kepadamu pada hari ini untuk dilakukan."
7:12 "Dan akan terjadi, karena kamu mendengarkan peraturan-peraturan itu serta melakukannya dengan setia, maka terhadap engkau TUHAN, Allahmu, akan memegang perjanjian dan kasih setia-Nya yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu
Pengantar
Kitab Ulangan (Deutronomy) merupakan serangkaian pidato-pidato yang diucapkan Musa di depan bangsa Israel waktu mereka berada di negeri Moab. Mereka berhenti di situ sesudah mengakhiri perjalanan panjang lewat padang gurun dan sebelum masuk ke Kanaan untuk menduduki negeri itu.
Beberapa pokok yang penting dari buku ini ialah:
- Musa mengingatkan bangsa Israel akan peristiwa-peristiwa besar selama 40 tahun yang terakhir. Ia mohon kepada bangsa Israel supaya mereka ingat bagaimana Allah memimpin mereka melalui padang gurun (Dari Horeb sampai Beth-Peor) dan karena itu mereka harus taat dan setia kepada Allah. (Ul 1:1-4:43)
- Musa mengulangi Sepuluh Perintah Allah, dan ia menekankan arti Perintah yang Pertama. Ia minta dengan sangat supaya orang Israel beribadat kepada TUHAN saja. Lalu ia mengulangi beberapa hukum dan perintah yang mengatur kehidupan bangsa Israel di tanah yang sudah dijanjikan. (Ul 4:44-28:68)
- Musa mengingatkan bangsa Israel akan arti ikatan perjanjian Allah dengan mereka. Ia mendorong bangsa itu supaya membaharui kesediaan mereka untuk memenuhi kewajiban-kewajiban mereka. (Ul 29:1-30:20)
- Yosua ditunjuk sebagai pengganti Musa untuk memimpin umat Allah. Sesudah menyanyikan sebuah lagu pujian bagi kesetiaan TUHAN, dan mengucapkan berkat atas suku-suku Israel, Musa meninggal di Moab, di sebelah timur Sungai Yordan. (ul 31:1-34:12)
Tema pokok kitab ini ialah bahwa Allah sudah menyelamatkan dan memberkati umat pilihan-Nya, bangsa yang dikasihi-Nya. Jadi bangsa Israel tak boleh lupa akan hal itu. Mereka harus mentaati Allah, supaya mereka tetap hidup dan terus diberkati.
Penjelasan
- Ay. 6, Umat yang Kudus, dalam bahasa lain disebut”kados” artinya “yang dipisahkan’. Hal ini menunjukkan keistimewaan atau “umat yang kudus” berarti umat yang diistimewakan karena Allah mau memilih mereka menjadi umat kesayanganNya. Dalam PL kita juga mendengar sebutan “tanah yang kudus (Kel. 3:5), “bangsa yang kudus” (Kel. 19:6), dll. Dari semua sebutan “kudus” itu, yang harus kita ingat adalah bahwa kekudusan itu adalah karena Allah sendiri yang memberikan bukan karena kemampuan manusia melakukan hukum Tuhan dengan benar. Umat Israel disebut umat yang kudus karena Allah memisahkan (menguduskan) mereka dari bangsa-bangsa lain. Setelah Allah menguduskan bangsa itu, barulah Allah memberikan kepada mereka aturan-aturan dan hukum Allah. Dengan kata lain bahwa orang yang pantas untuk menrima hokum Allah adalah orang yang telah dikuduskanNya.
- Ay. 7-8, Karena Kasih Allah, kamu dipilih, Berbicara tentang kasih, kita sering mencontohkan tentang hubungan seorang pria dan wanita yang sedang berpacaran, jika cinta kasih diantara mereka kuat, itulah yang akan membawa mereka ke jenjang pernikahan, jika kasih mereka tetap kuat, itulah yang akan melanggengkan pernikahan mereka dalam kondisi apapun. Kasih seperti itu digambarkan seperti kasih Allah kepada bangsa Israel, sehingga sering diumpamakan bahwa bangsa Israel adalah pengantin perempuan dan Allah sebagai pengantin laki-laki. Dalam nats ini dikatakan, Allah mengasihi bangsa Israel (bnd. Ul. 4:37), dan kasih Allah jauh lebih besar dari kasih seorang Ibu terhadap anaknya (bnd. Yes. 49:15). Dan Kasih Allah terhadap bangsa itu dikatakan seperti kasih Nabi Hosea kepada perempuan sundal bernama Gomer (Hosea 1:3), artinya Allah tetap setia mengasihi bangsa itu meskipun mereka tidak setia. Kasih itu adalah karakter pribadi Allah ytang tidak terpengaruh oleh ketidak setiaan manusia (Hosea 11). Tidak ada alasan lain ketika Allah memilih Israel menjadi umatNya selain karena kasihNya semata. Allah menginginkan umat Israel merespon kasih itu melalui kasih yang tulus, dan Allah sendiri yang menyunat hati bangsa Israel dan keturunannya supaya mereka mengasihi Allah (Ul. 30:6), sehingga kasih itu akan nyata dalam kehidupan bangsa itu melalui hidup yang saling mengasihi diantara sesama mereka, bukan hanya itu, tetapi Allah juga menginginkan agar mereka juga mengasihi musuh (Kel. 23:4).
- Ay. 9-10, haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, setiap agama mengakui bahwa Allah itu ada dan kita bisa merasakan keberadaanNya. Pengakuan akan keberadaan Allah adalah penegasan iman setiap orang percaya. Yaitu mengimani keberadaan Allah walaupun tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Kemudian Pengakuan itu juga merupakan penegasan bahwa Allah sendiri menunjukkan diriNya lewat perbuatan-perbuatanNya yang besar. Dalam nats ini kita melihat jelas bahwa Allah menunjukkan keberadaanNya sebagai “Allah yang benar dan setia”, artinya Allah tidak pernah ingkar atau meleset dalam janjiNya, janji Allah pasti digenapi dan dinyatakan tepat waktu seperti yang dijanjikanNya sendiri. Allah juga menunjukkan keberadaanNya sebagai pribadi yang “melakukan pembalasan tetapi terhadap diri setiap orang dari mereka yang membenci Dia”. Hal ini bersifat preventif untuk mengingatkan kita agar jangan sampai jatuh dalam perbuatan-perbuatan jahat dan membenci Allah. Sebab jika kita membenci Allah, maka tentu saja kita akan menjauh dari Dia.
- Ay. 11-12, berpegangnlah pada perintah dan hukum Allah, yang dimaksud dengan Perintah Allah yaitu semua aturan-aturan yang disampaikan oleh Musa pada masa itu kepada bangsa Israel. Menurut ahli teologia, ada empat bagian yang masuk dalam kategori hukum Musa :
- The Covenant Code (Kel 21-23), yaitu hukum yang berupa janji-janji Allah terhadap bangsa Israel.
- The Deuteronomic Code ( Ul. 12-25), yaitu hukum yang menyangkut hubungan Allah dengan bangsa Israel dan yang mengatur persekutuan diatara bangsa itu sendiri.
- The Holiness Code (Im. 17-26), yaitu hokum-hukum yang mengatur tentang hidup dalam kekudusan.
- The final Compilation, yaitu kesimpulan dari seluruh hukum dalam buku Musa yang pertama sampai kelima. (hukum inilah yang harus dibacakan dalam pertemuan tujuh tahunan) (lih. Ul. 31-10-13).
Renungan
- Kita adalah umat yang telah dikuduskan Allah, Kita bekerja tiap hati, dan dalam setiap pekerjaan kita hendaklah kita bekerja dalam kekudusan. Kita harus kudus dalam perbuatan, perkataan dan dalam setiap gerak langkah hidup kita. Apapun yang kita lakukan dalam kegiatan keseharian kita haruslah mencerminkan kekudusan Allah yang telah memberikan kekudusan itu kepada kita. Kita harus menghindarkan diri kita dari kenajisan, keserakahan dan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan citra Allah. Karena kita adalah “imago dei” (citra Allah). Allah itu Kudus, maka kita pun harus kudus.
- Kita adalah umat yang dikasihi Allah, Adalah sukacita bagi kita ketika kita menyadari bahwa Allah mengasihi kita. Allah tidak pernah berhenti mengasihi umatNya. Walaupun umatNya itu selalu berbuat dosa dan tidak setia, tetapi Allah selalu mencari jalan untuk “rekonsilasi” dengan umatNya. Hal itu sangat jelas ketika Yesus berkorban untuk mendamaikan kita dengan Allah. Oleh karena itu, marilah kita mengingat-ingat perbuatan kasih Tuhan dalam setiap perjalanan hidup kita. Orang yang tamak, rakus dan serakah adalah orang yang tidak yakin akan kasih Allah. Orang yang tidak mengasihi sesamanya adalah orang yang tidak menyadari bahwa dia dikasihi Allah. Marilah kita menyadari bahwa Allah sudah terlebioh dahulu mengasihi kita dengan segala kelemahan kita, maka lakukanlah hal yang sama dengan sesama.
- Allah itu Tuhan kita satu-satunya, Pengakuan bahwa Jahwe Allah adalah Tuhan kita satu-satunya, Allah yang menjadi ketergantungan hidup kita. Hari-hari ini kita melihat dalam kehidupan kita beragam bahaya yang mengancam melalui paham materialism, egoism, okultieme yang sering menggeser keduudkan Allah dalam hidup kita. Tetapi kita harus mengakui bahwa materi (kekayaan harta dan uang) adalah bersumber dari pemberian Allah, oleh karena itu tidak boleh disalah gunakan atau “di-per-ilah”. Harta, jabatan dan kuas tidak boleh dikultuskan dan “di-per-tuhan”.
- Kita harus hidup dalam perintah dan hukum Tuhan, Hidup dalam aturan, perintah dan hukum Tuhan bertujuan agar perintah Tuhan itu tetap menjadi pedoman hidup kita dan generasi-generasi berikutnya (bnd. Ul 6:7). Oleh karena itu kita harus menghidupi perintah Allah bukan hanya dalam hidup pribadi kita, tetapi juga harus meng”influence” orang-orang disekitar kita. Hidup dalam tatanan aturan dan perintah Allah harus kelihatan dalam lingkungan keluarga dan sekeliling kita. Peintah dan hokum Allah akan mengarahkan hidup kita ke dalam kebenaran, keadilan, keramahan, keinginan melayani dan menghormati sesama, saling membantu, saling mendoakan dan saling mengasihi, sehinga tercipta kedamaian dalam kehidupan social kita. AMIN
Sumber : Akitab Elektronik & Impola ni Jamita HKBP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
HTML