Hari ini 10 Mei 2011, adalah tepat pada hari Ulang Tahun istri saya ke-40, jam satu pagi dini hari tadi aku terbangun dan memberi ciuman selamat ulang tahun kepadanya. Aku ingin menjadi orang pertama yang menyampaikan ucapan selamat untuknya, ternyata aku telat, seorang teman telah mengirimkan SMS Happy Birth day setengah jam sebelumnya (terlihat dari waktu pengiriman 10/05/2011 12:39).
Aku dan dia telah mengarungi bahtera kehidupan bersama-sama sejak 22 April 1989, 22 Tahun sudah kami menjalani hidup dengan segala macam aneka ragam pelangi kehidupan yang kami lalui. Ada suka dan duka, tawa dan tangis, sehat dan sakit, damai dan amarah, terang dan gelap, putih dan hitamnya kehidupan.
Puji Tuhan, saat ini kami telah dikarunia 5 orang anak, dari yang masih duduk di bangku kuliah sampai si bontot putri kecilku yang masih kelas I SD. Kehidupan berkeluarga yang kami jalani bersama anak-anak tentu saja tidaklah selalu mulus, banyak kerikil-kerikil kecil bahkan sampai batu-batu besar yang sering menghadang dan membuat kami tersandung. Namun semua akhirnya dapat kami lewati dengan kekuatan cinta kasih yang terbangun sejak awal pernikahan kami.
Kami menikah dalam usia muda (aku dan dia menikah di usia 18 tahun), sehingga banyak sekali tantangan yang kami hadapi di awal pernikahan. Mulai dari tantangan di bidang ekonomi, psikologis dan kurangnya kematangan berpikir. Seringkali bahtera rumah tangga kami hampir kandas dan tenggelam karena terpaan gelombang kehidupan yang melanda. Semuanya berhasil kami lalui dengan usaha dan kerja keras serta cinta kasih yang dalam yang tertanam di dalam hati.
Saat ini di usianya yang telah 40 tahun, kehidupan baru akan dimulai. Orang bilang “ Life begins at forty”. Kehidupan baru yang memasuki usia setengah baya, tantangan akan semakin berat, khususnya dalam menghadapi anak-anak yang semakin dewasa. Tidak semua anak-anak akan berjalan sesuai keinginan kita, dibutuhkan kearifan dalam menyikapi perilaku anak-anak yang menjelang dewasa. 2 anak laki-laki dan 3 anak perempuan yang harus kami jaga, tentu saja butuh kearifan untuk membimbing mereka.
Aku berdoa kepada Tuhan, agar kiranya kami diberi kearifan untuk membimbing anak-anak kami, diberi kesehatan, diberi kebahagiaan dan diberi kekuatan fisik untuk bekerja mencari kebutuhan hidup untuk keluarga, hingga hari tua kami.
Untuk Istriku tercinta : “Selamat Ulang tahun, Semoga panjang umur dan sehat selalu, dan senantiasa setia dan sabar menghadapi suamimu yang ganteng ini. Maaf jika belum bisa ngasih kado yang mahal, Tetap sukacita, meski ulang tahun tidak dirayakan di rumah makan atau jalan-jalan. TUHAN MEMBERKATI ! Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
HTML