Selamat datang di blog sederhana ini, kiranya menjadi berkat bagi kita semua

Jumat, 08 Juni 2012

Khotbah Minggu 10 Juni 2012


PENDERITAAN UNTUK KEMULIAAN BERSAMA KRISTUS

2 KORINTUS 4 : 16 – 18

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

PENGANTAR

Banyak orang yang mengaku bahwa yang dialaminya dalam hidup ini hanyalah penderitaan dan kesusahan semata. Itu sebabnya ada istilah banhwa “Dunia ini tempat penderitaan dan kesusahan”. Kita akui bahwa hal tersebut ada benarnya, sebab berbagai macam persoalan, masalah, pergumulan dan kesusahan terjadi silih berganti dalam pengalaman hidup manusia secara umum, ada sakit-penyakit, kemiskinan, kematian, masalah rumah tangga, masalah pekerjaan, bencana alam, dsb. Hal tersebut juga dialami orang percaya (pengikut Kristus), tidak sedikit orang percaya yang putus asa karena tidak sanggup menahan beban penderitaannnya.

Lalu, timbul pertanyaan, benarkah bahwa mengikut Yesus harus mengalami penderitaan? atau apakah untungnya kita mengikut Yesus, jika ternyata hidup kita selalu dihadapkan dengan kesusahan? Sebab banyak orang berpikir bahwa motivasinya untuk percaya dan mengikut Yesus adalah supaya hidupnya diberkati dengan sandang, pangan, dan penuh kemakmuran, sukacita dan kesenangan. Motivasi semacam itu bisa kita lihat ketika Yesus memberi makan 5000 orang dan orang banyak mengikut Yesus hanya untuk mendapatkan makanan. (bnd. Markus 1:45)
Untuk menjawab pertanyaan itu. Rasul Paulus menjelaskan  dalam nats ini, tentang penderitaan karena Kristus yang dialami oleh manusia lahiriah dan kemuliaan karena Kristus yang dialami oleh manusia batiniah.

Penjelasan Nats
  • Ay. 16, Penderitaan adalah bagian yang harus diterima orang percaya, Rasul Paulus berkata dalam 1 Kor 1:18 : “… pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah”. Hidup orang percaya berbeda dengan orang dunia ini, Yesus menjadikan diriNya menjadi teladan bagi pengikutNya. Meneladani Yesus bukan hanya dalam sukacita, tetapi juga dalam penderitaanNya. Sebab sepanjang pelayananNya Yesus selalu mengalami tekanan, ancaman, dan penghinaan sampai puncaknya harus mati di kayu salib. Penderitaan yang dialami oleh Yesus, berkorban untuk kita, itulah yang harus menjadi teladan dalam kehidupan orang percay, sebab Yesus berkata : “… Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”. (Luk. 9:23). Oleh karena itu, Paulus ingin mengatakan bahwa betapapun pun beratnya tantangan yang dihadapi dalam tugas pelayanan, dia dan rekan sepelayanannya tidak akan tawar hati. Rasul Paulus memegang teguh keyakinannya pada Kristus, meskipun secara lahiriah (badaniah) dia semakin merosot, namun Allah senantiasa membaharui semangat, kekuatan dan memberi hikmat dan pengetahuan untuk mengemban tugas pelayanan itu.
  • Ay. 17, Penderitaan orang percaya hanyalah sementara, Sebelumnya Yesus sudah mengingatkan bahwa setiap orang percaya harus memikul salibnya, namun Yesus juga menjanjikan bahwa Dia akan memberi kekuatan, sehingga kita mampu memikulnya. Itu sebabnya Dia berkata : “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu “. (Mat. 11:28). Rasul Paulus sangat mengerti dan memahami pernyataan Yesus tersebut, sehingga Paulus berani berkata bahwa : “penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” (Ay. 17). Paulus tahu bahwa penderitaan yang dialaminya hanyalah sementara, dan dia tidak hanya mengharapkan kemuliaan di dunia ini, tetapi lebih jauh daripada itu harapannya kepada Kristus adalah untuk kemuliaan kekal yang akan diperolehnya kelak. Itu sebabnya dia berkata dalam 1 Kor 15:19 : “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia”.
  • Ay.18, Fokus kepada yang kekal, bukan kepada yang sementara, Paulus menggambarkan dunia ini sesuatu yang kelihatan dan kesementaraan, dan yang tidak kelihatan itulah kekekalan. Apa yang kita alami dan kita lihat selama kita hidup di dunia ini adalah fana dan akan berlalu, oleh karena itu Paulus menyatakan bahwa dia tidak memfokuskan dirinya kepada dunia ini, tetapi focus kepada pengharapan yang belum dilihatnya yaitu surga kekal yang telah disediakan bagi orang percaya. Paulus berkata dalam Filipi 3:13b-14 : “aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”. Itu sebabnya Rasul Paulus berkata: “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal”, sekalipun kita tetap membutuhkan yang kelihatan itu, tetapi harus disadari bahwa hal-hal yang kelihatan itu adalah terbatas, sehingga yang menjadi focus utama (prioritas) adalah memperhatikan yang tidak kelihatan yaitu berkat sorgawi, kemuliaan yang akan dialami bersama Kristus

Renungan
  • Jangan tawar hati, artinya dalam penderitaan yang kita alami  karena Kristus, kita harus senantiasa menguatkan dan meneguhkan hati. Sebab Tuhan akan menolong kita untuk melewatinya dan dihadapan kita ada  harapan akan sukacita bersamaNya. Penderitaan yang kita alami sekarang ini hanyalah sementara dan tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita (Roma 8:18).
  • Penderitaan itu adalah bagian hidup manusia, termasuk orang percaya. Selama kita hidup, penderitaan pasti selalu ada. Tetapi, kita juga percaya bahwa Tuhan bekerja lewat penderitaan kita. Oleh karena itu, jika Tuhan bekerja dan bersama kita, apakah yang harus takutkan?.
  • Selama kita ada di dunia ini dan bersentuhan dengan hal-hal yang kelihatan, tentu saja kita tidak bisa terlepas dari hal-hal lahiriah, tetapi Paulus mengajak kita untuk tidak terfokus kepada hal-hal yang lahiriah itu, melainkan mengarahkan pikiran kita kepada hal-hal batiniah (kerohanian) yaitu memandang Kristus dan kemuliaanNya yang akan dianugerahkan bagi orang percaya. Sebab hal-hal lahiriah kita itu akan semakin merosot, mis : Tubuh kita akan semakin tua dan lemah, harta dan kekayaan kita akan akan hilang dan rusak oleh ngengat dan karat, tetapi hal-hal batiniah kita yaitu iman, pengharapan dan kasih akan menjadi harta sorgawi yang kekal yang tidak akan bisa rusak oleh ngengat dan karat. Bandingkan dengan Mat. 6:19-20 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya”. AMIN

2 komentar:

  1. passion adalah kisah mencakup seluruh masa penderitaan Yesus, passion ini mengecilkan tanggung jawab Pilatus sebab dia gagal akan niatnya membebaskan Yesus dan membebani pemimpin Jahudi, kita bahwa puncak penderitaan itu sendiri telah dipikul " YESUS" merupakan penderitaan yg tdk dapat ditandingi. Al hasil yg menjadi kenyataan adalah KEMENANGAN, inilah perlu diteladani setiap orang percaya.

    BalasHapus
  2. passion adalah kisah penderitaan Yesus yg tdk dapat ditandingi penderitaan apapun, walaupun Pilatus berniat melepaskan tetapi gagal sehingga mengecilkan tanggung jawab dan menjadi beban bagi para pimpinan Jahudi. Akhirnya, KEMENANGAN Tuhan terwujud, iniliha yang perlu diteladani orang percaya dimana org yg campur tangan dengan kekuasaannya pada penderitaan mengecilkan dia tanpa tdk meneladani pendeitaan Jesus.

    BalasHapus

HTML