Selamat datang di blog sederhana ini, kiranya menjadi berkat bagi kita semua

Kamis, 09 Desember 2010

SERMON KHOTBAH MINGGU ADVENT III, 12 DESEMBER 2010


ALLAH MENGHAKIMI SESUAI DENGAN PERBUATAN KITA
Ev : Roma  2 : 1 – 11
2:1 Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.
2:2 Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian.
2:3 Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?
2:4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
2:5 Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.
2:6 Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,
2:7 yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,
2:8 tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.
2:9 Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,
2:10 tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani.
2:11 Sebab Allah tidak memandang bulu.

Ep. : Yehezkiel 18 : 21 – 24
18:21 Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
18:22 Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.
18:23 Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?
18:24 Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan oleh orang fasik -- apakah ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berobah setia dan karena dosa yang dilakukannya

Pengantar
Dalam Nats Roma 12 : 1-11, Paulus ingin mengingatkan bahwa Bahwa Posisi bangsa Yahudi dalam masa penghakiman adalah sama dengan bangsa Yunani (bangsa-bangsa lain). Allah tidak akan pandang bulu, siapa saja yang tidak setia kepadaNya akan dihukum, tetapi hukuman itu bukan berarti bahwa Allah tidak setia dengan janjiNya.
Ay.1-5 merupakan kritik terhadap asumsi Yahudi tentang adanya dispensasi khusus bagi mereka pada masa penghakiman.
Ay. 6-11 menjelaskan bahwa Allah melakukan penghakiman tanpa pandang bulu tetapi sesuai dengan perbuatan masing-masing.

Penjelasan
Paulus melihat bahwa sudah sejak lama ada kesombongan rohani pada bangsa Yahudi yang menganggap dirinya memiliki superioritas sebagai bangsa pilihan Allah. Bangsa Yahudi merasa lebih bermoral dari bangsa lain, sehingga Paulus mengingatkan mereka beberapa hal a.l :

1.       Bahwa orang yang menghakimi orang lain juga tidak luput dari penghakiman Allah. (ay.1-3), Hal ini sesuai dengan perkataan Yesus dalam Mat. 7 : 1-5 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Bangsa Yahudi selama ini menilai bangsa Yunani sebagai bangsa penyembah berhala yang tidak bermoral. Sementara bangsa Yahudi sendiri selalu mengangap mereka sebagai bangsa yang benar karena telah melaksanakan Hukum Taurat, padahal mereka hidup dalam kemunafikan, perilaku dan perbuatan mereka shari-hari sebenarnya tidaklah lebih baik dari bangsa Yunani.
           
2.      Bahwa satu-satunya cara untuk melepaskan diri dari murka Allah adalah bertobat (ay. 4-5), Hal ini juga sesuai dengan seruan pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes Pembabtis dalam injil Matius, Markus dan Lukas : “ Bertobatlah, sebab kerajaan Allah sudah dekat” (Mat 3:2;4:17;Mar1:4;1:15;Luk 3:3).
Kehidupan bangsa Yahudi yang sibuk menghakimi orang lain, sehingga mereka tidak sadar bahwa mereka juga melakukan dosa yang sama dengan orang lain, oleh karena itu jika ingin lepas dari murka Allah mereka harus bertobat.

3.      Bahwa Allah akan menghakimi setiap orang menurut perbuatannya tanpa memandang bulu (ay. 6-11). Bangsa Yahudi adalah bangsa yang taat terhadap Hukum Taurat. Sehingga mereka menganggap melakukan hukum taurat adalah segalanya, dan dasar penolakan mereka terhadap Yesus adalah karena mereka menggangap Yesus telah meniadakan Hukum Taurat. Padahal dalam Mat.5:17 Yesus dengan tega berkata : "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”. Bangsa Yahudi secara fanatic menjalankan Hukum Taurat tetapi tidak didasarkan kepada Hukum Kasih sebagimana yang diajarkan oleh Yesus.  Dengan kata lain Perbuatan mereka tidak menjiwai Hukum Taurat itu sendiri.

Aplikasi
-          Berjaga-jagalah  terhadap kemunafikan.
Salah satu bentuk kemunafikan adalah suka menghakimi orang lain. Menghakimi = menyalahkan orang lain untuk menutupi dosanya, menjelek-jelekkan orang lain. Pekerjaan menghakimi memang mengasyikkan bagi daging, tetapi merugikan kerohanian kita, yaitu bahwa kita akan kehilangan urapan Roh Kudus dan kita menjadi kering rohani. Biasanya menghakimi orang lain (yang orang lain itu belum tentu berbuat) adalah dengan perkara-perkara/ dosa-dosa yang kita sendiri lakukan. Orang yang suka menghakimi orang lain, adalah untuk menutupi perbuatannya sendiri.
Mengapa kita tidak boleh menghakimi?
a.       sebab orang yang menghakimi orang lain akan dihakimi juga.
b.      kita tidak layak menghakimi (yang kita hakimi dosanya hanya selumbar, dosa kita sebesar balok).
c.       Karena belum waktunya kita untuk menghakimi. Pada saat kedatangan Yesus kedua kali, kita bersama Dia akan menghakimi dunia, dan dunia ini akan benar-benar dihukum dan dibinasakan. Kalau menghakimi sekarang, nanti tidak boleh menghakimi saat Tuhan datang kedua kali, melainkan akan dihakimi dan binasa bersama dunia.

Jika demikian bagaimana sikap kita melihat orang orang yang berdosa :
a.       Tidak boleh menghakimi. Juga tidak boleh menyetujui orang yang berbuat dosa, sebab dua-duanya akan hancur.
b.      Menyatakan dosanya, menegur, dan menasehati sesuai dengan firman pengajaran yang benar dan dengan kesabaran. Seorang gembala harus banyak duduk di bawah kaki Tuhan untuk menghakimi diri sebelum menyampaikan firman pengajaran yang benar, supaya firman yang diberitakan bukan menjadi penghakiman/ penghukuman bagi sidang jemaat, tetapi menjadi pertolongan bagi sidang jemaat.
c.       Tata cara menegur orang sesuai dengan Mat 18:15-17 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai”.

-          Bertobatlah
Advent bukan hanya mengingatkan kita akan kelahiran Yesus, tetapi juga tentang KedatanganNya yang kedua kali. Tanda-tanda jaman yang terjadi di sekitar kita, seharusnya mendorong kita untuk segera bersiap diri, sehingga ketika Dia datang menyatakan diriNya kita ditemukan tidak bercacat dan tidak bercela. (1 Tim 6 : 14). Waktu yang masih diberikan Tuhan kepada kita harus kita lihat sebagai sebuah kesempatan untuk memperbaiki diri, bukan waktu untuk berleha-leha dan menuaskan hawa nafsu kedagingan. Pertobatan adalah sebuah proses, bukan sesuatu yang instan bisa kita lakukan. Oleh karena itu jangan lagi menunda waktu  untuk bertobat. (lihat Ep. Yeh 18 : 21-24)

-          Penghakiman berdasarkan Perbuatan
Yakobus 2:26 berkata : “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”.
Perbuatan kita selama hidup akan menentukan dimana posisi kita pada saat penghakiman datang. Kesempatan kita untuk melakukan perbuatan baik hanyalah sebatas ketijka kita masih hidup di dunia ini. Orang mati tidak lagi punya kesempatan untuk berbuat baik. Oleh karena itu Wahyu 2:10b berkata : “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”. Kesetiaan kita untuk berbuat kebaikan tidak boleh kendor sampai akhir hidup kita. Petrus 1:17 berkata : “Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan (terhadap Allah) selama kamu menumpang di dunia ini”.

Penutup
Pada Minggu Advent III ini, kita diingatkan untuk memaknai Advent sebagai persiapan menanti kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Perilaku & perbuatan kita hendaklah senantiasa mencerminkan kesiapan kita menyongsong hari penghakiman itu. Janganlah jemu-jemu untuk berbuat baik, sebab masing-masing kita akan dihakimi menurut perbuatan kita, bukan karena perbuatan orang lain. Pertobatan adalah kata kunci untuk menanti-nanti kedatanganNya, sebab kita semua adalah orang berdosa, hanya pertobatanlah yang akan membuat kita menjadi layak dihadapanNya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HTML