Selamat datang di blog sederhana ini, kiranya menjadi berkat bagi kita semua

Rabu, 07 Maret 2012

Khotbah Minggu 11 Maret 2012


MEMAHAMI SALIB DENGAN HIKMAT ALLAH
Ev. 1 Kor 1:18-25
18Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
19Karena ada tertulis: “Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.”
20Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
21Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
22Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
23tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
24tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
25Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.

Ep. Maz 19:1-15
1Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (19-2) Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;
2(19-3) hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.
3(19-4) Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar;
4(19-5) tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari,
5(19-6) yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya.
6(19-7) Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya.
7(19-8) Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.
8(19-9) Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.
9(19-10) Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya,
10(19-11) lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.
11(19-12) Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar.
12(19-13) Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.
13(19-14) Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar.
14(19-15) Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.

Pengantar
Jika kita menggunakan logika dan rasio manusia, maka pemberitaan tentang Yesus yang disalib, mati dan dikuburkan, bangkit pada hari yang ke-tiga, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa, dst, akan kedengaran seperti sebuah cerita dongeng  dan mempercayainya akan dianggap sebagai suatu kebodohan. Mengapa?
Pertama, Karena kita mengandalkan akal dan pikiran manusia, sehingga kita akan menganggap suatu kebodohan akan hal-hal yang sebenarnya kita sendiri tidak mengerti.
Kedua, karena kita mengandalkan hikmat manusia yang seringkali kebalikan dengan hikmat Allah.
Itulah yang disampaikan Paulus dalam suratnya kepada jemaat jemaat Korintus dalam nats ini. Paulus ingin mengatakan, bahwa walaupun kita mengganggap suatu “kebodohan” untuk mempercayai pemberitaan injil, namun oleh hikmat Allah, maka kita akan beroleh keselamatan oleh karenanya.


Penjelasan
  • Ay. 18, Bagi orang yang tidak percaya, pemberitaan tentang salib akan dipandang sebagai “kebodohan”. Sebab mereka hanya menggunakan hikmat manusia untuk memahaminya. Mereka yang tidak percaya akan mengganggap “bodoh”  jika Yesus yang disebut Anak Allah bisa mati dibunuh dengan alasan untuk menebus dosa manusia. Bukankah Allah sanggup untuk membersihkan dosa manusia tanpa harus merelakan AnakNya mati di kayu salib? Paulus menyebut orang-orang yang tidak percaya tersebut sebagai orang-orang yang akan binasa, sedangkan bagi orang-orang percaya pemberitaan injil itu akan menjadi kekuatan yang menyelamatkan.
  • Ay. 19-20, Paulus mengutip Yes 29:14 : “maka sebab itu, sesungguhnya, Aku akan melakukan pula hal-hal yang ajaib kepada bangsa ini, keajaiban yang menakjubkan; hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan hilang, dan kearifan orang-orangnya yang arif akan bersembunyi.” Hal ini menunjukkan bahwa hikmat Allah tidak bisa diperbandingkan dengan hikmat manusia, sebab hikmat manusia akan lenyap sedangkan hikmat Allah kekal sela-lamanya. Manusia cenderung beruusaha mencari keselamatan melalui hikmatnya sendiri, dan menganggap bahwa jalan keselamatan yang dijanjikan Allah tidak masuk akal dan dianggap bodoh, yaitu jalan keselamatan melalui iman kepada Yesus yang disalibkan. Oleh karena cara keselamatan seperti itu tidak masuk akal, maka kebanyakan manusia menganggapnya tidak berguna, sehingga mereka selalu mencari keselamatan itu melalui usahanya sendiri.
  • Ay. 21, Walaupun manusia tidak dapat mengerti Allah dengan hikmatnya sendiri; namun Allah berkenan menyatakan diri-Nya kepada manusia, walaupun dengan cara yang tidak logis, yang oleh Paulus disebut  “kebodohan pemberitaan Injil”. Pemberitaan itu dianggap sebagai suatu “kebodohan” karena selalu menekankan bahwa Kristus harus menderita, bahkan mati agar manusia diselamatkan. Namun Paulus mengatakan bahwa hanya mereka yang percaya kepada “kebodohan” itulah yang akan diselamatkan.
  • Ay 22-23, Dalam jemaat Korintus ada dua macam latar belakang budaya yaitu Yahudi dan Yunani. Orang Yahudi akan percaya jika mereka diberi “Tanda”, karena mereka selalu bertindak berdasarkan fakta dan realita, tidak cukup hanya dengan teori dan pemikiran belaka. Hal itu bisa kita lihat dalam PL ketika orang-orang Israel selalu meminta “tanda” kepada Allah sebagai bukti penyertaanNya, dan dalam PB, orang Yahudi seringkali meminta “tanda” kepada Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Mesias (lih. Yoh. 6:30). Bagi orang Yahudi, kematian Yesus di kayu salib adalah suatu kegagalan besar, sebab tidak sesuai dengan harapan mereka tentang seorang Mesias yang agung dan mulia. Namun anehnya, mereka juga tidak percaya pada tanda Kristus yang terbesar, yaitu kebangkitanNya. Hal ini semakin menunjukkan bahwa mereka kurang mengerti tentang begitu banyak nubutan tentang penderitaan Mesias yang terdapat dalam Perjanjian Lama (lih. Yes. 53, Mzm. 22). Sementara itu orang-orang Yunani selau “Mencari hikmat” melalui filsafat dan logika atau dengan memakai otak dan pikiran manusia sendiri. Bagi mereka, Injil dan salib Kristus adalah kebodohan, karena tidak masuk akal bahwa seorang yang sudah mati dapat menyelamatkan orang lain. Itu sebabnya, bagi kedua golongan kebudayaan besar itu, Pemberitaan Injil merupakan berita yang sulit untuk diterima dan harus ditolak.
  • Ay. 24-25, Orang yang “dipanggil” adalah mereka yang telah menerima dan percaya kepada Injil sehingga sudah menjadi orang-orang yang sudah menjawab panggilan Allah. Orang-orang yang demikian dapat mengerti bahwa salib Kristus merupakan “kekuatan Allah” dan “hikmat Allah” untuk mengalahkan kuasa dosa dan maut. Dan merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan manusia. Oleh karena itu, walaupun kelihatan “bodoh” dan “lemah” dipandang dari sudut duniawi, rencana Allah melalui salib itu melebihi segala hikmat dan kekuatan manusia. Teologi Paulus tentang salib mencapai puncaknya pada satu ungkapan penuh kemenangan dalam sebuah paradoks yang agung : “Apa yang sepintas tampak yang bodoh dari Allah masih lebih besar hikmatnya dibanding kebesaran hikmat manusia. Apa yang tampak sepintas yang lemah dari Allah masih jauh lebih kuat dibanding segala kekuatan manusia”.

Renungan
  • Sangat sulit untuk menjelaskan kuasa salib Kristus kepada orang yang belum percaya. Tetapi bila kita melihat salib itu melalui kacamata rohani, barulah kita mulai mengerti sepenuhnya hikmat yang terkandung di dalamnya.
  • Rasul Paulus menjelaskan bahwa pemberitaan tentang salib adalah kebodohan bagi dunia, tetapi bagi kita yang berada di dalam Kristus, pemberitaan itu adalah hikmat Allah. Jadi pada dasarnya, hikmat Allah menyatakan betapa terbaliknya pemikiran dunia!
  • Dunia berpikir bahwa mereka penuh hikmat, dan menurut mereka, orang-orang Kristen hanya menyia-nyiakan waktu untuk pergi ke gereja dan membicarakan tentang “cara mendapatkan keselamatan”. Padahal itulah kebenaran yang akan membawa orang-orang yang terhilang ke dalam suatu hubungan yang menyelamatkan mereka.
  • Seandainya keselamatan bergantung pada kita, mungkin kita akan melakukan berbagai usaha untuk meraihnya. Itu yang diajarkan ajaran lain di bumi ini. Mereka menganggap amal dan perbuatan baik adalah alat untuk mendapatkan keselamatan. Padahal bagi Bapa perbuatan baik sebanyak apapun tidak akan cukup untuk membayar hutang dosa kita. Itulah sebabnya Ia sendiri yang bertindak dengan melakukan sesuatu yang hanya Dia yang bisa dan tahu bahwa itu diperlukan untuk menyelamatkan jiwa kita.
  • Mungkin kita tidak suka mengakuinya, namun sadarilah bahwa Ia tahu apa yang kita butuhkan bahkan sebelum kita bertanya kepada-Nya. Karena itu, marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yesus yang telah membereskan masalah ini dan menyediakan apa yang tidak pernah dapat kita capai dengan kekuatan sendiri. Ya, Tuhan Yesus menyediakan keselamatan, pengampunan, dan hubungan yang kekal dengan Allah, Bapa di surga.[1]
  • Dalam Maz 19:8 dikatakan : “Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman”. Oleh karena itu, marilah kita memahami Taurat Tuhan dan pemberitaan injil dengan meminta hikmat Tuhan, bukan dengan kepintaran dan pengetahuan serta pemikiran kita sendiri, sehingga dengan demikian kita akan memperoleh pemahaman yang benar tentang Firman Tuhan. AMIN !



[1] Pdt. Anthony L. Tobing : pdtanthonytobing.blogspot.com/2012/.../1-korintus-118-25-khotbah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HTML