HIDUP SEBAGAI ANAK-ANAK TERANG
Efesus 5:8-14
5:8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,
5:9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,
5:10 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
5:11 Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.
5:12 Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.
5:13 Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
5:14 Itulah sebabnya dikatakan: “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.”
Pengantar
Secara umum, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus menekankan Rencana Allah agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (1:10). Surat ini juga merupakan seruan kepada umat Allah supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus.
Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya, bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah itu dijamin oleh Roh Allah. Di dalam bagian kedua, diserukan kepada para pembacanya supaya mereka hidup rukun agar kesatuan mereka sebagai umat yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana.
Untuk menunjukkan bahwa umat Allah sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang istri dengan Kristus sebagai suaminya. Paulus sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Allah melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.
Khusus dalam Efesus 5 ini, Paulus menekankan beberapa hal yang harus dilakukan oleh pengikut Kristus yaitu
- Ay. 1-7. menekankan agar jemaat berjalan dalam Kasih Kristus
- Ay. 8-14, menekankan agar jemaat berjalan dalam Terang Kristus
- Ay. 15-21, menekankan agar jemaat berjalan dalam Hikmat Kristus
- Ay. 22-33, menekankan dasar kehidupan suami-isteri
Dalam nats ini kita membahas yang kedua, yaitu Berjalan dalam Terang Kristus.
Penjelasan
- Ay.8 “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang”, Sebab ungkapan yang indah tentang kontrasnya keadaan jemaat Efesus pada masa lalu dengan keadaan mereka pada saat sekarang ini. Dulu mereka adalah orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, tetapi lewat pemberitaan injil mereka menjadi orang-orang percaya yang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Oleh karena itu Paulus mengingatkan mereka supaya menunujukkan identitasnya sebagai orang percaya dengan menjadi anak-anak terang. Paulus pernah menuliskan kepada jemaat di Filipi seperti ini, “Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.” (Filipi 2:15-16). Paulus ingin pemberitaan firman yang disampaikannya boleh berbuah dalam kehidupan jemaat itu, sehingga walaupun di tengah-tengah kegelapan mereka tetap bercahaya dan menjadi terang di sekelilingya.
- Ay. 9, “karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran”, Menjadi terang berarti hidup dalam kebaikan, keadilan dan kebenaran. Terang dan Gelap tidak mungkin bersatu, berarti kehidupan yang berjalan dalam terang tidak akan pernah tersesat dan akan selalu menjauh dari perbuatan-perbuatan kegelapan.
- Ay. 10, “dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan”. Dalam terang akan kelihatan dengan jelas apa yang berkenan kepada Tuhan dan apa yang tidak. Sehingga tidak perlu meraba-raba atau hidup dalam keraguan apakah perbuatan kita berkenan kepada Tuhan atau tidak, tetapi dalam terang ada kepastian tentang tujuan dan arah hidup yang benar.
- Ay. 11, “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu”, Orang yang setia kepada Kristus tidak mungkin bersikap netral atau berdiam diri terhadap "perbuatan-perbuatan kegelapan dan kebejatan" (Ef 5:3-6). Mereka harus selalu siap membeberkan, menegur, dan menentang semua bentuk kejahatan. Dengan sungguh-sungguh menentang ketidakbenaran berarti membenci dosa (Ibr 1:9), memihak kepada Allah dalam menentang kejahatan (Mazm 94:16), dan tetap setia kepada Kristus yang juga menyingkapkan perbuatan-perbuatan jahat (Yoh 7:7; 15:18-20; bd. Luk 22:28).
- Ay. 12, “Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan”. Perbuatan yang dimaksudkan disini yaitu : percabulan, rupa-rupa kecemaran, keserakahan, perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- yang tidak pantas. (lih. Ef. 5:3-6).
- Ay. 13, “Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang”. Dalam terang tidak ada yang tersembunyi, segalanya jelas terlihat. Sehingga tidak ada tempat untuk menyembunyikan perbuatan-perbuatan tercela, sebab terang akan membuka dan memperlihatkan segala yang tersembunyi dan tertutupi dalam kegelapan.
- Ay. 14, “Itulah sebabnya dikatakan: “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.” Dalam ayat ini, dalam bahasa asli kata yang digunakan untuk "tidur" adalah καθεύδω (kathévdō) yang salah satu artinya adalah "jatuh tertidur", maksudnya bukan bermaksud untuk tidur, tetapi jatuh tertidur. Itulah sebabnya kata inilah yang digunakan untuk "tertidur secara rohani". Kathévdō secara simbolis juga digunakan untuk kematian, kata ini digunakan berdampingan dengan mati (νεκρός, nekrós). Mati di sini bukan berarti tidak bisa berbuat apa-apa sama sekali, tetapi masih bisa bangkit kalau mau. Tetapi kalau tidak mau bangkit, Tuhan pun tidak membangkitkannya.[1]
Kesimpulan
Paulus meminta jemaat Efesus untuk terus-menerus belajar hidup sebagai anak terang. Maksudnya, hidup sesuai dengan firman Tuhan. Dengan mempraktikkan firman setiap hari, semakin lama kita akan menjadi semakin peka, sehingga kita dapat membedakan mana yang berkenan kepada Tuhan dan mana yang tidak. Kita takkan mudah disesatkan, sekalipun tiap hari hidup berbaur dengan orang-orang yang memiliki cara pikir dan gaya hidup duniawi. Bukannya terpengaruh, kita bahkan seharusnya bisa “menelanjangi perbuatan kegelapan” itu. Artinya, bisa menyadarkan orang lain akan perbuatannya yang berdosa.
Renungan
- Ketika kita berada dalam suatu ruangan yang gelap, tentu saja kita tidak melihat apa-apa, namun ketika cahaya lampu/matahari mulai masuk, barulah kelihatan apa yang ada dalam ruangan itu, mungkin akan kelihatan ruangan yang kotor dan semrawut. Demikian juga hidup kita, ketika kita masih hidup dalam kegelapan, kita tidak melihat ada ada masalah dalam hidup kita, tetapi ketika sinar Kristus menerangi hidup kita, kita merasa hidup kita begitu kotor.
- Sebagai anak terang tentu saja kita tidak bisa lagi melakukan perbuatan sesuka hati kita, sebab setiap perbuatan kita akan dilihat oleh banyak orang. Mungkin ketika kita hidup dalam kegelapan, orang lain tidak perduli dengan perbuatan kita, namun setelah kita menjadi anak terang, apa pun yang kita lakukan tidak akan luput dari sorotan orang lain.
- Perbuatan kegelapan harus ditelanjangi atau dibuka. Tetapi seringkali manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang sebab perbuatan-perbuatan mereka yang jahat. Mereka membenci terang dan tidak mau datang kepada terang itu supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat tidak nampak. Oleh karena itu tugas kita sebagai anak-anak terang untuk memebri mereka cahaya dan mengeluarkan mereka dari kegelapan supaya datang kepada terang.
- Untuk menjadi anak-anak terang, kita harus bangkit, tidak boleh tertidur secara rohani apalagi mati secara rohani. Menjadi anak-anak terang harus ada aksi nyata untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik, menegakkan keadilan dan kebenaran. Melalui terang Kristus yang bercahaya atas kita, kita harus berani menyatakan yang salah itu salah dan yang benar itu benar. Sebab “Kamu adalah terang dunia…..Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Mat. 5:14-16).
Ilustrasi
Sepulang dari sebuah perjalan ke luar negeri, seorang pria membelikan oleh-oleh bagi istrinya berupa sebuah kotak korek api yang bercahaya dalam gelap. Saat ia memberikan kepada istrinya, ia ingin memperlihatkan pada istrinya bahwa kotak itu bisa bercahaya, namun sewaktu lampu di nyalakan kotak itu tidak mengeluarkan Cahaya. “Dagelan yang tidak lucu,” demikian seru istrinya. Dengan kecewa pria itu berkata, “Aku telah tertipu.” Tapi saat istrinya membolak balik kotak korek api itu, dia melihat sederet kalimat dalam bahasa Perancis. Setelah bertanya pada seorang teman, ternyata kalimat itu berbunyi, “Jika Anda ingin saya bersinar pada malam hari, jemurlah saya di bawah terik matahari.” Karena itu si istri menempatkan kotak itu di jendela. Sorenya saat sang suami pulang, ia memadamkan lampu dan memperlihatkan pada suaminya bagaimana kotak itu sekarang bisa bercahaya. Suaminya heran dan bertanya, “Apa yang kau lakukan?” Istrinya menjawab, “Aku sudah tahu rahasianya. Kotak itu harus di jemur di bawah terang supaya dapat bercahaya.”
Sama halnya dengan orang percaya, jika kita ingin bersaksi di tengah gelapan dunia ini, kita harus berada di dalam terang Tuhan dulu. Berjemurlah dalam terang firman Tuhan, penuhilah hidup Anda dengan hadirat Tuhan, dan ijinkan Roh Kudus memakai hidup Anda untuk bercahaya dalam kegelapan[2]. A M I N !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
HTML