(Yak. 5 ; 16b)
Doa sangat besar kuasanya. Tak jarang kita malas. Tidak punya waktu. Tidak ambil pusing untuk berdoa bagi orang lain.
Ketika kita mengingat seseorang, siapa pun itu, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal tidak demikian. Saat kita mengingat/teringat seseorang, maka sebenarnya saat itu kita sedang diingatkan oleh Allah agar kita mendoakannya, dan seharusnya kita berdoa bagi dia/mereka.
Mungkin saja pada saat kita mengingatnya, dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari kita.
Berikut ini ada kisah menarik yang dapat mengingatkan dan memotivasi kita (kami dan Anda) :
Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan koma. Sudah 3 hari dia koma dan dirawat di ruang ICU, dalam dunia roh seorang malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.
Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesehatan atau kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Sebaliknya jika kurang dari 50 orang, maka kau akan meninggal dunia!"
"Kalau hanya 50 orang, itu mah gampang ... jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang" kata si pengusaha ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktunya, yaitu jam 07:00 pagi.
Tepat pukul 06:00, Malaikat kembali mengunjunginya dan dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini hanya 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi."
Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan layar besar, di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka".
Kata Malaikat, "Sebenarnya Allah ingin memberimu kesempatan kedua, karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu"
Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa, "yaa Allah, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu. Tapi Allah, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."
Terlihat air mata istrinya mengalir deras di pipinya yang kelihatan kurang istirahat, juga terlihat anak-anaknya duduk tertidur di bangku rumah sakit.
Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir deras di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan yang luar biasa, bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik, bukanlah ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya. Saat ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya, betapa besar kesalahan dirinya.
Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku ?"
Jawab si Malaikat, "Sebenarnya ada beberapa orang lain yang berdoa buatmu. Tapi mereka tidak tulus. Bahkan ada yang mensyukuri kau sekarat saat ini. Itu semua karena selama ini kamu benar-benar hanya memikirkan dirimu sendiri, tidak memikirkan masa depan karyawanmu, bahkan masa depan anak istrimu, dan kamu bukanlah atasan yang baik". Si pengusaha tersenyum pahit, dan pasrah kalau saat ini adalah saat terakhir buat dia.
Ketika waktu menunjukkan pukul 07:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "Anakku, Kau tidak jadi meninggal, karena baru saja ada 47 orang yang berdoa buat kesehatanmu dan selain itu Allah melihat penyesalanmu !.
Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menjawab "
"Beberapa bulan yang lalu kau pernah ke Panti Asuhan memberi bantuan bagi mereka, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor."
"Baru saja saat akan sarapan pagi, salah seorang anak panti asuhan tiba-tiba mengingatmu yang telah menolong mereka, lalu dia mengajak anak-anak lainnya untuk mendoakan agar kamu tetap sehat dan dalam lindungan Allah, hati mereka tulus ikhlas mendoakanmu."
Sahabat, ketika kita mengingat seseorang, siapa pun itu, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal tidak demikian. Saat kita mengingat/teringat seseorang, maka sebenarnya saat itu kita sedang diingatkan oleh Allah agar kita mendoakannya, dan seharusnya kita berdoa bagi dia/mereka.
Mungkin saja pada saat kita mengingatnya, dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari kita.
Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Allah dari peristiwa yang terjadi.
Hindarilah perbuatan dengan niat menyakiti orang lain.
Sebaliknya perbanyaklah perbuatan dengan niat membantu orang, minimal berdoa buat orang lain.
Pada saat kita berdoa buat orang lain, berdoa untuk banyak orang, maka saat itu juga sebenarnya kita telah berdoa untuk diri kita sendiri, itulah KEADILAN Allah yang Maha Pemurah, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang.
Dari Hari Budianto, Cibinong, Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
HTML