Selamat datang di blog sederhana ini, kiranya menjadi berkat bagi kita semua

Rabu, 29 April 2009

FLU BABI

Wah....dunia makin aneh, ada flu manusia, flu burung, flu macam-macam.sekarang ada flu BABI. BABI...sungguh terlalu kalau ada orang yang dikatai BABI..., sekarang flu BABI datang, gejala apa ini ??? Memang secara biologis boleh saja virus ber"mutasi" menjadi sesuatu yang "baru". Walaupun pada hakekatnya tidak ada sesuatu yang benar-benar "baru" di dunia ini. "Baru" tahu mungkin, "baru" lihat", "baru" adalah relatif, karena segala sesuatunya sudah ada sebelumnya. Kembali ke flu BABI...Meksiko sudah mewabah, katanya sih, di Indonesia AMAN, karena kita iklim tropic, jadi virus flu BABI tidak berkembang di suhu panas, virus flu BABI hanya berkembang dalam cuaca dingin. Tetapi..jangan lalai, karena dulu juga disebut bahwa flu burung juga seperti itu...kenyataannya sampai saat ini kita (kita???..pemerintah kalee..) tidak bisa mengatasinya. Yang jelas, jangan jadikan isu flu BABI untuk menghilangkan BABI dari peredaran, karena saya masih doyan makan "masakan" BABI. Yang penting jangan dimakan mentah-mentah ya....kanibal

Selasa, 28 April 2009

UAS

Senin, 27 April 2009, UAS Tingkat SLTP dimulai, anak saya yang duduk di kelas "IX" salah satu SLTP Negeri ikut larut dalam "Keheningan" ujian tersebut. Nilai kelulusan 5,5 yang ditetapkan oleh Pemerintah seakan-akan menjadi momok tersendiri bukan saja bagi siswa, namun terlebih kepada pengelola sekolah ( Guru ), sehingga banyak sekolah (pengelola) mengupayakan berbagai cara agar siswanya bisa lulus sebanyak-banyaknya ( kalau bisa 100 % ). Kalau dulu mungkin siswa harus bekerja keras untuk belajar sebelum mengikuti ujian, sekarang guru-guru yang bekerja keras untuk membantu siswanya dengan cara "apapun", demi gengsi sekolah Ya.. itulah Indonesia, kebijaksanaan apapun yang dilakukan oleh Pemerintah jika tidak dibarengi oleh mentalitas yang baik dari warga, tidak akan menghasilkan seperti yang diharapkan Oleh karena itu, Pemerintah harus jeli dalam emmbuat kebijakan-kebijakan khususnya yang menyangkut pendidikan. Karena ini masalah masa depan bangsa. Jadi apa yang harus dilakukan ??? itulah tugas para pemimpin, wakil rakyat dan para pemikir bangsa untuk mencari solusi terbaik dalam setiap permasalahan bangsa ini.

Jumat, 24 April 2009

TIPS UNTUK MENGHILANGKAN KEPAHITAN

Adakah orang yang menyakiti hati Anda teramat dalam selama ini? Pikirkan sejenak sejak masa kecil hingga kemarin sore. Mungkin orangtua Anda sendiri, mungkin keluarga dekat, mungkin rekan sekerja, tetangga atau yang sama sekali tidak Anda kenal. Saya tidak bermaksud mengungkitnya untuk menambah rasa sakit yang Anda rasakan. Saya hanya ingin menawarkan sebuah anjuran untuk melepaskan akar kepahitan itu agar Anda dapat menjalani hidup ini dengan segala keindahannya tanpa beban non-salib. “Bagaimana mungkin saya melupakannya? Tindakannya begitu amat dalam menggores hati saya?”, mungkin Anda berkata dalam hati. Masalahnya adalah, “Apakah Anda mau bebas dari kepahitan?” Itu sepenuhnya pilihan Anda.

Mungkin lebih baik langsung saja kita bicarakan bagaimana menebas akar kepahitan itu. Ingatlah orang yang menyakiti Anda apa adanya (orangtua, teman, keluarga dekat, guru, pelayan gereja atau siapa saja). Jangan pikirkan semuanya sekaligus. Pikirkan satu orang saja dulu dan lanjutkan kepada orang yang lain nanti atau besok. Ini yang kiranya perlu Anda pertimbangkan: 1. Memahami dengan empati Sikap dan perilaku seseorang biasanya merupakan hasil dari berbagai ‘pembentukan’ mulai dari masa kecil. Orang yang diperlakukan tidak adil, penuh kekerasan, tidak dihargai, selalu dicela biasanya akan masuk dalam barisan ‘orang-orang sulit’, jika tidak memutus akar kepahitan. (Itu sebabnya kita perlu memutus akar kepahitan ini, supaya kita tidak terjebak dalam perangkap Iblis dengan melakukan dan mewariskan apa yang justru tidak kita sukai). Jadi, kalau ada orang yang menyakiti Anda, berusahalah memahami keberadaan orang itu. Kemingkinan besar ia perlu ditolong. Ia hanya mengeluarkan apa yang ada dalam dirinya. Dengan memahami keberadaan orang yang menyakiti kita, kita akan lebih mudah mengampuninya apakah dia minta maaf atau tidak. 2. Melihat kebaikan Sejelek-jeleknya manusia, ‘pasti’ ada kebaikannya. Dengan fokus pada kebaikan orang rasa tidak senang bahkan rasa benci akan berkurang jika tidak sirna secara keseluruhan. Kita tidak sempat (mungkin lebih tepat ‘tidak rela’) melihat kebaikan orang karena hati kita begitu kuat dicengkeram kebencian. Dalam keadaan demikian, malah kita ‘membutuhkan’ keburukan orang lain agar dapat kita daftarkan dan sebarkan kepada orang lain sebagai ‘bukti pendukung’ betapa orang itu kejam dan menonjolkan sikap kebinatangbuasannya. Sekali lagi, kali ini lihat dengan jernih kebaikan-kebaikannya. Apalagi kalau orang yang menyakiti Anda adalah orangtua sendiri, Anda tentu lebih mudah melihat kebaikan-kebaikannya meskipun dia memperlakukan Anda dengan keras bahkan kasar di masa lalu dan hingga hari ini setelah Anda berkeluarga masih dianggap anak-anak. 3. Tolak sikap dan perilaku buruknya, terima dan kasihi orangnya Sulit? Tentu! Bahkan, mungkin salah satu yang paling sulit dalam merawat hubungan baik dengan sesama. Tetapi tidak ada jalan lain. Kita ingat bahwa perubahan Zakheus bukan karena dibenci oleh orang-orang disekitarnya, melainkan karena dikasihi oleh Yesus. Kasihi mengubah orang lain. Sifat pemarah, tidak peduli, pelit, pemfitnah, pembohong, penipu harus kita benci, tetapi orangnya tetap kita terima sebagai manusia dan mengasihinya dengan kasih Tuhan. Dalam hubungan dengan orangtua yang menyakiti kita misalnya, kita tetap “menghormati mereka” tanpa ‘menghormati perlakuan buruk mereka”.

..

4. Renungkan kontribusi Anda Mungkin Anda tidak suka yang satu ini. Tetapi ia merupakan bagian tidak terpisahkan. Sudah sifat alami kita untuk lebih banyak melihat masalah pada orang lain. Dari kepahitan yang kita alami, kita perlu meneliti hidup kita sejauh mana kita memberi ‘sumbangan’ terhadap kepahitan itu sendiri. Ini tidak dimaksudkan agar kita menyalahkan diri sendiri bahkan benci diri. Sedikitnya dua hal penting di sini. Pertama, dengan melihat ‘kontribusi’ kita pada masalah yang kita hadapi, kita lebih toleran kepada orang lain. Kedua, kita bisa mengubah diri mulai saat ini dalam bersikap dan bertindak. .

5. Mengingat tanpa memikirkan Kita tidak berkuasa melupakan sesuatu. Sebab, ketika kita berusaha melupakan sesuatu, justru pada saat yang sama kita mengingatnya. Sama halnya dengan perbuatan orang lain yang menyakiti kita, mungkin sulit atau bahkan tidak mungkin kita lupakan. Tidak apa-apa! Yang penting ialah, jangan ‘pikirkan lebih jauh’. Jangan ulas secara rinci apalagi menambahkan bumbu ke dalamnya sehingga semakin enak dan asyik memikirkannya. Iblis pasti bertepuk tangan jika Anda mengolahnya terus dalam benak Anda. Ketika Anda mengingat sesuatu yang menyakiti Anda, pikirkan yang lebih bermanfaat. Anda punya ‘kuasa’ untuk memilih mana yang Anda pikirkan. Jangan mau menjadi budak masa lalu Anda. Itu akan melumpuhkan kehidupan Anda hari ini dan mengaburkan masa depan. 6. Melayani Tuhan tidak mungkin mengikuti ego Pikirkan hal ini secara mendalam. Anda mungkin mengklaim diri sebagai pelayan Tuhan. (Sesuai dengan Ef 4:11-12, semua orang percaya terpanggil mengemban tugas pelayanan gereja. Fungsi pelayanan memang berbeda, tetapi semua adalah pelayan). Bagaimana mungkin Anda ‘melayani’ Tuhan dalam waktu yang sama Anda ‘mengikut’ ego sendiri. Pelayan Tuhan mestilah pengikut Tuhan. Agar pelayanan kita berbuah sebagaimana diharapkan oleh Sang Pemilik pelayanan itu, marilah kita minta pertolonganNya untuk ‘menjinakkan’ ego kita yang rewel itu. 7. Nafas pengampunan Secara teknis, Anda boleh melakukan latihan pernafasan pelepas asap kebencian dan kemarahan. Sadarilah pernafasan Anda. Hirup udara secara perlahan melalui hidung. Rasakan betapa sejuknya pemberian Tuhan yang masih gratis ini (Mudah-mudahan tidak akan pernah kita bayar seperti layaknya listrik dan air). Anda menghirup kebaikan Tuhan yang menghidupkan. Resapkan hal ini dalam hati. Keluarkan udara melalui mulut. Rasanya hangat. Bayangkan yang keluar itu seperti ‘asap’ --asap kebencian, kemarahan dan kepahitan. Dan yang paling penting, mari kita undang Roh Kudus diam dan bertakhta dalam hati kita. Segala kepahitan pun akan dengan sendirinya tidak tahan mendekati kuasa Roh yang berkuasa dan bertahta dalam hidup kita.

Sumber : Victor Tinamabuan

Mimpi Manusia dan Rencana Tuhan

Dalam setiap kehidupan pasti ada mimpi. namun seringkali orang mengabaikan mimpi (melupakan mimpi) karena dirasa tidak penting (bagi banyak orang mimpi adalah bunga-bunga tidur). Namun kita sering mendengar ucapan " Mimpi menjadi Kenyataan ' ( Dream comes true), berarti mimpi itu nyata dan bisa dinyatakan. Yang saya bicarakan bukan sekedar mimpi sewaktu tidur, tetapi ada mimpi (impian) yang ada dalam kehidupan kita masing-masing. Kadangkala kita merasa impian kita terlalu muluk, sehingga kita tidak berupaya untuk merealisaikannya dalam usaha kita, sehingga "Dream not come true", tetapi kita juga juga bisa merasakan impian sebagai sesuatu yang harus diwujudkan lewat usaha sehingga dalam perjalannan kehidupan kita ada " Goal" yang mau kita capai. Jika kita menganggap impian sebagai sebuah " Goal " maka boleh jadi itu adalah rencana Tuhan dalam kehidupan kita. Jadi, jangan berhenti untuk bermimpi dan jangan berhenti untuk mewujudkannya.